BISNIS.COM, JAKARTA—Perusahaan milik negara Singapura, Temasek Holdings Pte, memperkuat kepemilikannya atas Industrial & Commercial Bank of China Ltd. (ICBC) untuk ketiga kalinya dalam satu tahun setelah Goldman Sachs Group Inc. hengkang dari bank tersebut.
Temasek memborong 280 juta unit saham di bank dengan kapitalisasi terbesar di dunia itu dengan harga rerata HK$5,50 per unit saham, atau senilai total US$198 juta, menurut pernyataan bursa saham Hong Kong kemarin. Goldman Sachs meraup US$1,1 miliar dengan melepas kepemilikan1,58 miliar unit saham di ICBC pada saat yang sama, menurut sumber yang dekat dengan transaksi tersebut.
Penguasaan saham itu menegaskan minat Temasek terhadap bank yang dikontrol ketat oleh pemerintah China tersebut. Dengan pembelian saham itu, kepemilikan Temasek mencapai US$21 miliar secara akumulatif masing-masing di bank yang berkantor pusat di Beijing tersebut, China Construction Bank Corp. dan Bank of China Ltd. dalam kurun dua tahun terakhir.
Sejumlah perushaan global termasuk Goldman Sachs dan Bank of America Corp. mengalihkan kepemilikannya setelah keluarnya aturan baru permodalan di China. Aturan itu membuat biaya tinggi untuk menguasai saham minoritas di sejumlah bank.
“Temasek mempunyai strategi dan kerangka waktu yang berbeda dan hal itu akan memungkinkan memegang saham dalam waktu lebih lama,” ujar Wilson Li, seorang analis pada Guotai Junan Securities Co. Menurutnya, Temasek berbeda dari Goldman Sachs dan investor lainnya karena bank itu tidak dikenakan persyaratan modal yang pada dasarnya memaksa seluruh bank asing keluar dari bisnis intinya.