BISNIS.COM,JAKARTA--Penetrasi industri perbankan nasional di luar negeri dapat berjalan efektif, apabila industri yang bergerak di sektor riil mampu melakukan ekspansi ke sejumlah negara, terutama di Asia Tenggara.
Ketua Umum Perhimpunan Bank-Bank Umum Nasional (Perbanas) Sigit Pramono mengatakan sebagaimana lazimnya, bank berkembang karena adanya pasar perdagangan yang terbuka.
"Bank itu mengikuti kegiatan dagang. Jika perbankan Indonesia menginginkan masuk ke luar negeri, semestinya yang didorong pertama kali industri sektor riil masuk terlebih dahulu," ujarnya, Rabu (22/5/2013).
Cara itu pula, jelasnya yang dilakukan sejumlah bank di Jepang maupun Korea yang membuka pasar di Indonesia. "Mereka masuk karena industrinya berkembang di sini," jelasnya.
Apalagi, industri dalam negeri non-bank akan memulai integrasi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) mulai 2015, sehingga peran perbankan untuk mendukung sektor riil diharapkan lebih terasa.
Selain itu, perbankan di Indonesia perlu menyiapkan strategi yang tepat untuk masuk ke pasar luar negeri, terutama di kawasan Asia Tenggara, di luar pasar yang sudah cukup jenuh seperti Singapura.
Sigit mengungkapkan sejumlah pasar luar negeri, seperti Thailand, Vietnam, Kamboja, Laos, maupun Vietnam cukup prospektif bagi industri perbankan dalam negeri. "Pasar Singapura sudah cukup jenuh. Bank di Indonesia harus bisa mengkaji dan mengevaluasi pasar di luar Singapura ataupun Malaysia," jelasnya.
Menurutnya, pasar di luar kedua negara itu cenderung lebih terbuka dan memiliki potensi yang cukup bagus. (mfm)