Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga BBM dan BI Rate Naik, Bank Mega Tak Revisi Target

BISNIS.COM, MAKASSAR--PT Bank Mega Tbk Regional Makassar tidak merevisi target bisnisnya sekalipun bank sentral menaikkan suku bunga acuan dan kenaikan harga bahan bakar minya subsidi oleh pemerintah.

BISNIS.COM, MAKASSAR--PT Bank Mega Tbk Regional Makassar tidak merevisi target bisnisnya sekalipun bank sentral menaikkan suku bunga acuan dan kenaikan harga bahan bakar minya subsidi oleh pemerintah.

Kebijakan Bank Indonesia dan keputusan pemerintah mengurangi subsidi BBM subsidi dinilai sebagai faktor yang meningkatkan risiko kredit macet atau non-performing loan (NPL).

"Kami sudah memperhitungkan sejak awal tahun. Apa yang terjadi saat ini sudah diprediksi ekonom Bank Mega, hanya saja alurnya yang terbalik," kata Regional Manager Bank Mega Makassar Piekarsa Kosindra, Selasa (25/6/2013).

Berdasarkan perhitungan Bank Mega, penaikan harga BBM subsidi yang menyebabkan inflasi dilakukan lebih dahulu sebelum perubahan BI Rate. Pasalnya, suku bunga acuan dinaikkan sebagai reaksi atas inflasi yang tinggi.

Piekarsa menyebut pihaknya masih optimistis target bisnisnya yang telah ditetap akan tercapai lantaran kondisi ekonomi Sulawesi Selatan yang tetap mendukung.

Lusito H.K, Sales & Distribution Head UKM Bank Mega Regional Makassar mengatakan pada sektor kredit usaha kecil menengah telah disalurkan Rp2,8 triliun hingga Mei 2013, sementara target tahun ini sebesar Rp3 triliun.

"Kami jelas optimistis target ini akan terlampaui. Pada awal tahun kami memang diinstruksikan untuk agresif melempar kredit sekaligus tetap memegang prinsip kehati-hatian," tuturnya dalam acara peluncuran logo baru Bank Mega di Makassar.

Pada Senin (24/6/2013), Direktur UKM Bank Mega Max Kembuan mengungkapkan pihaknya berupaya menahan rasio NPL pada level 3%-4% dengan pertimbangan kenaikan harga BBM bersubsidi.

Max Kembuan mengatakan banknya bersikap lebih realistis dalam menjaga NPL pada kondisi saat ini. Namun, hal itu dibarengai dengan strategi untuk menjaga tingkat NPL, seperti memberikan bimbingan kepada debitur UKM.

"Kami mempertimbangkan daya beli akibat imbas kenaikan harga BBM. Apalagi, UKM sektor perdagangan akan terkena imbas kenaikan harga BBM, di mana penyaluran kredit kami ke sektor itu cukup besar," katanya.

Max mengatakan rasio NPL banknya saat ini berkisar pada level 2%. Oleh karena itu, NPL pada level 3% dianggap cukup ideal pada kondisi saat ini.

Secara nasional, realisasi penyaluran kredit UKM Bank Mega per Mei 2013 sebesar Rp5,7 triliun. Realisasi tersebut berkontribusi sebesar 26% terhadap total kredit Bank Mega.

Bank Mega menargetkan outstanding kredit UKM mencapai Rp8 triliun sepanjang tahun. Awalnya, Bank Mega memroyeksikan penyaluran kredit UKM bisa mencapai Rp10 triliun pada tahun ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor :
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper