Bisnis.com, JAKARTA --Pengurangan stimulus yang akan dilakukan bank sentral AS, The Fed, dan kemungkinan terjadinya penaikan suku bunga menjadi dua hal yang diantisipasi oleh Bank Indonesia.
Untuk mengantisipasi penaikan suku bunga dan pengurangan stimulus yang kembali diwacanakan Gubernur Federal Reserve Janet Yellen, Bank Indonesia fokus pada dua hal.
Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Mirza Adityaswara mengatakan saat ini bank sentral akan fokus pada current account defisit dan inflasi.
"BI akan fokus pada 2 hal yakni menurunkan current account defisit, diusahakan menurun jadi 2,5% tahun ini dan inflasi agar bisa di kisaran 4,5% plus minus 1%," ungkapnya, Kamis (20/3/2014).
Untuk mewujudkan fokus BI, Mirza mengungkapkan bank sentral akan memaksimalkan kebijakan suku bunga, makroprudential, kebijakan kurs serta mengimbau kalangan perbankan untuk mengendalikan pertumbuhan kredit.
Namun, Mirza tidak menampik ada faktor eksternal yang mempengaruhi perekonomian Indonesia, seperti perekonomian China yang tumbuh hanya di 7,5% dan tahun depan bisa menjadi 7%. Akibatnya, peningkatan ekspor kemungkinan tidak akan terlalu signifikan.
Hal tersebut berdampak pada revisi pertumbuhan ekonomi indonesia.
Gubernur Bank Indonesia Agus D. W. Martowardojo menuturkan, untuk mengantisipasi sinyal the Fed, negara berkembang perlu mempersiapkan diri menjadi negara berkembang yang berdaya saing.
"Kalau punya daya saing, maka dana dari dunia akan masuk," ungkap Agus.
Agus menegaskan Indonesia harus menjalankan reformasi struktural agar bisa menjadi negara tujuan investasi.