Bisnis.com, JAKARTA - Pertumbuhan kredit investasi yang mencapai 21,7% pada Juni 2014 didorong oleh penguatan nilai tukar dolar AS terhadap rupiah.
"Dari sisi bahan baku, kredit investasi dominan mengandalkan mata uang dolar AS," kata ekonom Standard Chartered Fauzi Ichsan, Senin (11/8).
Berdasarkan Statistik Moneter dan Fiskal BI, kredit manufaktur penyerap terbesar kredit investasi, dengan total Rp171,8 triliun, tumbuh 39,1% dari periode yang sama tahun sebelumnya.
Lalu disusul kredit perdagangan, hotel dan restoran dengan nilai Rp153,6 triliun, tumbuh 17,4% secara year on year.
Dari jenis penggunaannya, kredit investasi mencatatkan pertumbuhan paling tinggi mencapai 21,7% dibandingkan kredit modal kerja dan konsumsi yang tumbuh 16,82% dan 12,35%.
Hingga Juni 2014, total kredit yang digunakan untuk modal kerja mencapai Rp1.658,2 triliun, sedangkan kredit konsumsi mencapai Rp985,9 triliun.