Bisnis.com, PADANG - Otoritas Jasa Keuangan Perwakilan Sumatra Barat meminta BPR setempat meningkatkan modal agar bisa bersaing dengan perbankan umum untuk menyalurkan kredit kepada masyarakat.
Kepala Perwakilan OJK Sumbar Muhammad Ilham menyebutkan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) di wilayahnya mayoritas beraset kecil sehingga sulit bersaing dengan perbankan umum.
“Kami dorong BPR meningkatkan modalnya, agar bisa lebih ekspansif. Apalagi di Sumbar banyak BPR yang potensi pasarnya cukup besar,” ujarnya di Padang, Selasa (14/10/2014).
Ilham menyebutkan 102 BPR di Sumbar sudah mencatatkan kinerja yang cukup bagus tahun ini. Namun, di era persaingan bank yang ketat, BPR akan tertinggal jika tidak ada suntikan modal dari pemegang saham, karena harus bersaing dengan bank umum bermodal besar.
Data OJK per Agustus 2014, kinerja BPR Sumbar menunjukkan pertumbuhan dana pihak ketiga mencapai 9,31% atau Rp1,03 triliun dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp940 miliar.
Namun, pertumbuhan DPK itu tidak dibarengi dengan pertumbuhan kredit. OJK mencatat kredit BPR malah turun 2,06% dari Rp1,17 triliun per Agustus tahun lalu menjadi hanya Rp1,15 triliun tahun ini.
Akibatnya, pertumbuhan aset juga hanya 1% menjadi Rp1,46 triliun dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp1,45 triliun.
Rasio intermediasi bank atau (loan to deposit ratio/LDR) BPR mencapai 112,26% dengan rasio kredit macet (non performing loan/NPL) 3,22%, dinilai masih dalam batas wajar.
Ilham memaparkan meski terbilang pas-pasan, kinerja BPR Syariah justru memuaskan. Sampai menjelang tutup buku pertumbuhan aset 6,13%, dana pihak ketiga mampu tumbuh tinggi 16,18% dan pembiayaan 4,56%.
“Artinya potensi BPR untuk tumbuh ada, tinggal kesanggupan manajemen untuk ekspansi lebih luas lagi,” katanya.