Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PELONGGARAN LIKUIDITAS: Surat Utang Masuk Rasio LDR

Bank Indonesia memperluas cakupan definisi simpanan dengan memasukkan surat-surat berharga yang diterbitkan bank dalam perhitungan loan to deposit ratio (LDR

Bisnis.com, JAKARTA--Bank Indonesia memperluas cakupan definisi simpanan dengan memasukkan surat-surat berharga yang diterbitkan bank dalam perhitungan loan to deposit ratio (LDR).

Deputi Gubernur BI Halim Alamsyah mengungkapkan dengan dimasukannya obligasi dalam perhitungan LDR maka bank bisa lebih leluasa untuk menerbitkan obligasi ataupun mencari deposito dan tabungan.

"Ini menjadi kesempatan bagi bank untuk mencari dana tidak meski di luar negeri," ungkapnya, Selasa (18/11/2014).

Bank Indonesia menaikkan suku bunga acuan BI (BI Rate) sebanyak 25 basis poin (bps) menjadi 7,75% dan suku bunga lending facility naik 50 bps menjadi 8% dan deposit facility tetap di 5,75%.

Deputi Gubernur BI Perry Warjiyo mengungkapkan kebijakan moneter masih cenderung ketat, tetapi dari sisi kebijakan makroprudential dan sistem pembayaran lebih akomodatif.

Selain itu, dengan meningkatnya BI Rate, maka BI memproyeksikan dana-dana akan semakin banyak mengalir ke industri perbankan.

"Ini untuk menjaga kecukupan likuiditas dan mendorong industri perbankan menyalurkan pinjaman kepada bank juga," katanya.

Hingga September 2014, LDR industri perbankan mencapai 88,93%, menunjukkan pelonggaran dari bulan sebelumnya yang sempat bertengger di posisi 90,63%. LDR bank campuran dan asing pada kuartal III/2014 sudah mencapai 129,26% dan 146,72%.

Bank-bank yang memiliki LDR tinggi, bisa menerbitkan surat utang. Halim menuturkan surat utang yang bisa diperdagangkan tersebut nantinya bisa dibeli oleh pihak asing dan nantinya menekan biaya dana perbankan.

Halim menambahkan dengan penaikan harga bahan bakar minyak (BBM) maka dana tersebut bisa menarik dana sekitar Rp100 triliun sehingga dana tersebut akan masuk ke perbankan.

Deputi Gubernur BI Hendar mengungkapkan untuk memenuhi kebutuhan likuiditas industri perbankan maka ada instrumen operasi moneter seperti Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dan transaksi repurchase (repo) dan lending fasility yang disesuaikan dengan level deposit fasility.

"Penyesuaian lending fasility hingga 50 bps tujuannya agar bank tidak terburu-buru menempatkan dana yang dimilikki di BI dan enggak buru-buru minjam ke BI bila membutuhkan dana," tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor :

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper