Bisnis.com, PADANG—Tingginya beban biaya dana akibat ketatnya likuiditas di pasaran membuat laba Bank Nagari menipis. Sampai September 2014, bank milik Pemda Sumbar itu mencatatkan penurunan laba hingga 26%.
Direktur Pemasaran dan Syariah PT BPD Sumatra Barat atau Bank Nagari Indra Wediana mengatakan likuiditas di pasaran yang ketat menyebabkan perseroan kesulitan mendapatan dana murah. Akibatnya laba bank pun anjlok.
“Cost dana sangat mahal. Apalagi bank kecil ya kesulitan meningkatkan porsi tabungan, mau tidak mau mainnya di deposito” katanya kepada Bisnis.com, Rabu (26/11/2014).
Laporan Keuangan Konvensional Bank Nagari per September 2014 mencatatkan pendapatan laba bersih Rp209 miliar. Lebih rendah dari pendapatan per Desember 2013 yang mencapai Rp285 miliar atau turun 26,45%.
Indra mengakui penurunan laba tersebut disebabkan tingginya beban biaya dana akibat meningkatkan bunga deposito. Apalagi bank dengan teknologi yang masih kalah bersaing dengan bank besar akan kesulitan mengumpulkan dana.
Selain itu, beban operasional juga meningkat seiring penambahan kantor-kantor cabang di daerah. Untuk menjaga fungsi intermediasi bank tetap menghimpun deposito, meski berisiko pendapatan menipis.
Porsi deposito dalam struktur penghimpunan dana Bank Nagari mencapai 53,41% atau Rp7,81 triliun. Belum berubah dari posisi akhir tahun lalu sebesar 53,95% atau Rp6,41 triliun. Sedangkan porsi DPK dalam bentuk giro 25,54% atau Rp3.73 triliun, dan tabungan Rp3 triliun atau 21,04%.
“Deposito masih mendominasi dana di Bank Nagari, komposisinya di atas 50%,” katanya.
Dia memperkirakan kondisi itu belum akan membaik sampai kuartal II/2015, sehingga laba bank ditaksir belum akan meningkat secara signifikan.