Bisnis.com, JAKARTA-- Jumlah penduduk Indonesia yang besar, menjadi peluang bagi industri perbankan syariah untuk menggenjot pembiayaan pada sektor perdagangan.
Hal tersebut terbukti dari pertumbuhan pembiayaan pada sektor perdagangan, restoran dan hotel pada November 2014 mencapai Rp23,81 triliun, melejit hingga 65% dari posisi Rp14,43 triliun pada periode yang tahun sebelumnya.
Direktur Utama PT Bank Syariah Bukopin (BSB) Riyanto mengungkapkan pembiayaan perusahaan berfokus pada bidang-bidang tertentu. BSB membagi bidang tersebut menjadi sembilan sektor.
"Pembiayaan paling besar ada pada sektor perdagangan, lalu disusul oleh transportasi dan pendidikan," ucapnya baru-baru ini.
Enam sektor lain yang dipacu oleh BSB adalah sektor kesehatan, lembaga keuangan, minyak dan gas, hotel dan restoran, konstruksi serta multifinance. Adapun total pembiayaan pada 2014 oleh BSB mencapai Rp3,71 triliun, tumbuh 13,1% Rp3,28 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Adapun unit usaha syariah PT Bank Danamon Indonesia Tbk (UUS Danamon) menandatangani perjanjian kerja sama dengan International Islamic Trade Finance Corporation (ITFC), institusi keuangan yang merupakan anggota Islamic Development Bank (IDB) Group.
Direktur Utama Danamon Henry Ho mengungkapkan target kerja sama mencapai hingga US$1 miliar dalam 5 tahun pertama, dimulai dengan US$200 juta pada tahun ini. Menurutnya, kerja sama itu, akan mempercepat pertumbuhan pembiayaan syariah yang produktif, serta mensinergikan kekuatan kedua institusi.
"Melalui kerja sama ini, maka layanan trade finance yang lebih lengkap dengan harga bersaing," ucapnya dalam keterangan resmi.
Dia mengatakan tujuan utama dari kerja sama ini adalah mengembangkan Shariah Trade Financing atau pembiayaan perdagangan syariah.