Bisnis.com, JAKARTA - Rencana merger atau penggabungan bank syariah pelat merah dinilai lebih realistis.
Direktur Keuangan PT Bank Negara Indonesia Tbk Yap Tjay Soen mengatakan merger bank badan usaha milik negara (BUMN) syariah ini lebih memungkinkan dibandingkan rencana konsolidasi para induknya.
"Merger bank BUMN syariah ini lebih mungkin dibandingkan induknya. Merger BUMN atau induknya syariah itu enggak logis," ujarnya seperti Bisnis.com, Sabtu (28/2/2015).
Bank BNI syariah yang dimiliki oleh Bank BNI memiliki kinerja yang bagus dan bahkan terbilang kinclong.
"Aset bank BNI syariah ini terbesar keempat dan labanya terbesar kedua dari bank syariah yang ada di Indonesia. Kinerja anak bagus kan berkat pengarahan dari induknya. Ya seperti like father, like son," katanya.
BNI, lanjut Yap, tidak keberatan melepas BNI Syariah untuk dimerger dengan bank BUMN lainnya. "Kalau mau merger, kan value-nya pasti naik," ucapnya.