Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Woori Saudara Indonesia 1906 Tbk, entitas hasil merger antara PT Bank Himpunan Saudara 1906 dengan PT Bank Woori Indonesia mencatat perolehan laba bersih sebesar Rp100,87 miliar atau tumbuh 63% (year on year) per Maret 2015.
Berdasarkan laporan keuangan yang dipublikasikan perseroan, perolehan laba ditopang oleh pendapatan bunga bersih dan pendapatan nonbunga.
Pendapatan bunga bersih Bank Woori Saudara mencapai Rp165,47 miliar atau tumbuh 176%. Pertumbuhan yang tinggi didodorong oleh kenaikan pendapatan bunga yang mencapai 4,63 kali menjadi Rp363,10 miliar. Adapun, beban bunga juga melonjak 13,4 kali. Namun, secara nominal jumlahnya mencapai Rp197,63 miliar, lebih rendah dibandingkan pendapatan bunga.
Sementara itu pendapatan nonbunga juga tumbuh 62% menjadi Rp74,99 miliar. Pendapatan nonbunga bank dengan kode emiten SDRA itu berasal dari transaksi valuta asing, kiriman uang, transksi ekspor-impor, dan transaksi lainnya.
Per Maret 2015, Bank Woori Saudara menyalurkan kredit sebesar Rp11,93 triliun, tumbuh 5,55% dibandingkan dengan posisi Desember 2014. Penggunaan kredit didominasi untuk kebutuhan modal kerja dan konsumsi. Porsi kredit modal kerja mencapai 47,8% sedangkan kredit konsumsi menyumbang 48,9% terhadap total kredit.
Merger antara Bank Saudara dan Bank Woori Indonesia telah mendapat persetujua Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 22 Desember 2014. Dua hari berselang, perseroan menggelar rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) untuk menyetujui pergantian nama dan penambahan modal dasar.
Penggabungan entitas juga menyebabkan struktur pemilikan berubah. Sebelumnya, Bank Woori Indonesia dan induknya, Woori Bank Korea telah mengakuisisi 33% saham Bank Saudara.
Alhasil, setelah merger komposisi saham mayoritas dipegang oleh Woori Bank Korea sebesar 74,02%. Sementara itu, Arifin Panigoro kini memiliki saham sebesar 12,40%.