Bisnis.com, JAKARTA -- PT Bank Central Asia Tbk memproyeksi pertumbuhan kredit pemilikan rumah (KPR) hingga akhir 2015 bisa mencapai 10%, didorong oleh pelonggaran kebijakan loan to value (LTV) yang memungkinkan uang muka atau down payment untuk rumah pertama turun 10%.
Jahja Setiaatmadja, Presiden Direktur BCA, mengatakan pelonggaran kebijakan LTV akan merangsang permintaan KPR maupun sektor pendukung industri properti.
"Memang gak serta merta [permintaan melonjak], tapi ini bisa menolong banyak," katanya di Jakarta, Senin (25/5/2015).
Dia mengatakan, pertumbuhan KPR BCA sempat mengalami stagnasi. Per Maret 2015 portofolio KPR bank yang dimiliki Grup Djarum itu hanya tumbuh 3,6% menjadi Rp54,769 triliun.
Jahja mengatakan, perseroan juga telah menurunkan tingkat bunga KPR sebesar 150 basis poin. Pemangkasan bunga kredit berbuah manis karena pertumbuhan kredit bisa mencapai 5%.
"Kami turunkan bunga bisa tumbuh 5%, tahun ini kami harapkan 10%," jelasnya.
Dia optimistis penurunan tingkat bunga dan penurunan uang muka akan mendorong permintaan sehingga penyaluran kredit baru bisa jauh melampaui Rp1,2 triliun per bulan.
Maklum saja, per bulan jumlah pelunasan KPR mencapai RP1,2 triliun sehingga BCA perlu menggenjot ekspansi lebih tinggi agar outstanding bisa tumbuh 10%.