Bisnis.com, JAKARTA - Perusahaan konstruksi milik negara PT Adhi Karya (Persero) Tbk. berminat memiliki 60% saham dalam proyek light rail transit (LRT) alias sistem kereta api penumpang yang bakal digarap oleh konsorsium dengan anggota sejumlah BUMN dan BUMD Jakarta.
Direktur Utama Adhi Karya Kiswodarmawan mengatakan tiga perusahaan itu antara lain BUMD PT Jakarta Propertindo dan dua BUMN yaitu PT Jasa Marga (Persero) Tbk. dan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
“Gubernur DKI akan menugaskan Jakpro untuk kerja sama dengan Adhi Karya. Saya sih welcome saja. Nanti akan ada Adhi, ada Jasa Marga, ada Wijaya Karya,” katanya di Kementerian BUMN, Kamis (2/6/2015).
Menurutnya, nilai investasi tahap I proyek ini mencapai Rp12 triliun. Sejumlah perusahaan itu bakal terlibat sebagai investor guna mendanai proyek transportasi missal yang diharapkan dapat mengurangi kemacetan Jakarta tersebut.
Selain itu, perusahaan juga berencana mengajukan pinjaman senilai Rp8,4 triliun atau sekitar 70% dari total investasi itu. Salah satu bank yang diharapkan terlibat sebagai kreditur adalah bank BUMN, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.
Sebelum pengajuan pinjaman, perusahaan ingin merampungkan studi kelayakan (feasibility study) pada Juni 2015.
Namun, emiten berkode saham ADHI itu belum mengetahui bank apa saja selain Bank Mandiri yang bakal terlibat sebagai kreditur. “Kami ingin lead [dalam pemberian pinjaman] adalah Mandiri,” katanya.