Bisnis.com, BANDUNG—Tidak adanya tolak ukur yang cukup jelas terkait pencairan penyertaan modal negara serta masih terbatasnya BUMN yang sudah mendapat suntikan modal tersebut, memicu perusahaan pelat merah bidang industri strategis memacu belanja modalnya.
PT Len Industri, contohnya, yang mengajukan penyertaan modal negara (PMN) sebesar Rp1,2 triliun, berinvestasi membangun pabrik solar cell dan yang terbaru akan membangun pabrik kabel fiber optik senilai US$100 juta bekerja sama dengan perusahaan asal Singapura dan Tiongkok.
“Mudah-mudahan kami bisa mendapatkan PMN untuk bisa melakukan ekspansi dari pabrik yang ada sekarang,” kata Direktur Utama PT Len Industri Abraham Mose, Rabu (29/7/2015).
Dia menyatakan ekpansi yang sementara dilakukan serta belanja modal ataupun investasi yang dikeluarkan perseroannya telah sesuai dengan rencana jangka panjang dan bahkan rencana kerja anggaran tahun ini dari PT Len.
Core bisnis dari PT Len yaitu selain bergerak di bidang information communication technology (ICT), juga turut berkecimpung di bidang transportasi serta industri berbasis teknologi seperti electronic defense system dan bidang renewable energy.
“PMN belum cair. Jadi tetap bagaimana melakukan sosialisasi karena kami menganggap [pencairan] ini sangat perlu untuk mengembangkan pasar renewable energy. Ini juga sudah menjadi program pemerintah untuk mengembangkan itu,” paparnya.
Abraham menuturkan perseroannya mengajukan PMN untuk ekspansi pengembangan listrik tenaga matahari atau solar system pada saat Presiden Joko Widodo melakukan kunjungan ke kantor PT Len.
“Untuk menekan cost production, industri ini harus mundur lebih ke hulu. Saat ini mulai dari cell ke modul, kita perlu mundur ke hulu untuk mulai dari ingots ke cell. Lebih ke hulu lagi dari pasir silica yang notabene raw material-nya banyak di Indonesia,” paparnya.