Bisnis.com, JAKARTA—Laba bersih PT Bank of India Indonesia tercatat merosot sebesar 20,11% pada paruh pertama tahun ini karena lonjakan beban bunga.
Dari laporan keuangan yang dipublikasikan emiten berkode saham BSWD tersebut, perusahaan mencatatkan pertumbuhan kredit sebesar 26,38% secara year on year (y-o-y) dari Rp2,83 triliun pada Juni 2014 menjadi Rp3,57 triliun di bulan yang sama tahun ini.
Adapun, dengan kenaikan kredit tersebut, pendapatan bunga Bank of India Indonesia naik 45,73% dari Rp197,25 miliar pada Juni 2014 ke posisi Rp287,47 miliar di bulan yang sama tahun ini. Kendati demikian, beban bunga yang ditanggung perusahaan naik lebih tinggi atau sebesar 58,92% (y-o-y) menjadi Rp175,74 miliar pada akhir semester I/2015.
Kenaikan beban bunga tersebut, disumbang besarnya porsi deposito di dana pihak ketiga (DPK) yang menempati 88,9% dari total simpanan BSWD atau senilai Rp4,22 triliun. Sementara itu, secara keseluruhan, DPK BSWD pun mencatatkan kenaikan hingga 54,62% menjadi Rp4,75 triliun pada Juni 2015.
Akibat pelonjakkan beban bunga tersebut, bank yang 76% sahamnya dimiliki Bank of India ini mencatatkan koreksi laba bersih sebesar 20,11%. Laporan keuangan perusahaan merekam laba bersih perusahaan pada semester I/2015 turun dari Rp55,97 miliar di akhir Juni 2014 menjadi Rp44,72 miliar.
Penurunan laba bersih tersebut juga disumbang meroketnya kerugian penurunan nilai aset keuangan sebesar 267,79% dari Rp8,15 miliar pada Juni 2014 menjadi Rp29,99 miliar di bulan yang sama tahun ini.
Sementara itu, hingga Juni 2015, perusahaan juga mencatatkan rasio permodalan di posisi 30,24%, naik signifikan dari 16,53%. Adapun, net interest margin (NIM), return on aset (ROA), return on equity (ROE) tercatat masing-masing sebesar 4,26%, 1,95%, dan 8,68% per Juni 2015. Hingga bulan yang sama, LDR Bank of India Indonesia tercatat sebesar 75,24% atau turun dari 92,07% di akhir Juni 2014.
Bank of India Indonesia juga mencatatkan rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) gross di posisi 1,22%, turun tipis dari 1,23% di Juni 2014. Sementara, cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) per Juni 2015 terpantau sebesar 0,98%, naik dari 0,55% di bulan yang sama tahun lalu.