Bisnis.com, JAKARTA -- PT Bank of India Indonesia Tbk. (BSWD) meraup laba bersih Rp48,83 miliar pada 2023, tumbuh 194,34% dari periode sebelumnya Rp16,59 miliar pada 2022.
Berdasarkan laporan keuangan perusahaan, laba Bank of India terdorong oleh pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) yang naik 81,4% menjadi Rp260,03 miliar dibanding sebelumnya Rp143,35 miliar
Kemudian, pendapatan berbasis komisi atau fee based income juga naik 9,47% yoy menjadi Rp2,15 miliar dibanding sebelumnya Rp1,96 miliar pada 2022.
Lalu, pendapatan lainnya tumbuh signifikan mencapai Rp17,13 miliar dari sebelumnya Rp676 juta pada 2022.
Tak hanya itu, Bank of India juga telah menekan beban operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) 1469 basis poin (bps) menjadi 84,69% pada 2023 dari sebelumnya 99,38% pada 2022. Makin kecil BOPO menunjukkan semakin efisiennya perbankan dalam menjalankan usahanya.
Tercatat rasio margin bunga bersih (net interest margin/NIM) juga naik 128 bps menjadi di level 4,58% dari sebelumnya 3,3% pada 2022
Baca Juga
Rasio profitabilitas bank pun membaik. Tercatat, rasio imbal balik aset (return on asset/ROA) BSWD naik 82 bps menjadi 0,96% dari level 0,14%. Lalu, rasio imbal balik ekuitas (return on equity/ROE) bank juga naik 70 bps menjadi 1,49% dari sebelumnya 0,79%
Pada penyaluran kredit, perseroan juga mencatatkan pertumbuhan. Jumlah pinjaman pada akhir 2023 mencapai Rp3,72 triliun atau meningkat 48,34% dari akhir 2022 yang sebesar Rp2,51triliun.
Alhasil, hingga akhir 2023 aset BSWD terkerek naik Rp6,13 triliun atau tumbuh tipis 1,13% dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp6,06 triliun.
Seiring dengan peningkatan penyaluran kredit, rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) gross berada di level 6,28% pada 2023, turun 279 bps dari sebelumnya yang sempat menyentuh 9,07% pada 2022. NPL net juga susut 905 bps menjadi 3,88% dari sebelumnya 4,83% pada 2022
Kemudian, dari segi pendanaan jumlah Dana Pihak Ketiga (DPK) mencapai Rp2,7 triliun atau tumbuh 13,84% dibandingkan dengan perolehan pada akhir 2022 yang sebesar Rp2,37 triliun.
Adapun, dana murah perseroan mencapai Rp523,35 miliar naik 28,76% dari sebelumnya Rp406,46 miliar pada 2022