Bisnis.com, JAKARTA - PT Reasuransi Indonesia Utama (Persero) optimistis dapat mendominasi hingga 90% perolehan porsi premi reasuransi di dalam negeri dengan dukungan permodalan yang signifikan dari pemerintah hingga 2019.
Frans Y. Sahusilawane, Direktur Utama Reasuransi Indonesia Utama (Indonesia Re) menturkan saat ini sekitar Rp23 triliun premi reasuransi diserap perusahaan reasuransi dari luar negeri. Jumlah itu, jelasnya, mencapai sekitar 70% dari porsi premi reasuransi nasional.
Nilai premi reasuransi yang akan mengalir ke luar negeri, sebutnya, berpotensi meningkat hingga Rp64 triliun pada 2019 jika pelaku reasuransi dalam negeri tidak berbenah.
“Kalau tidak dilakukan apa-apa proyeksinya 2016-2019 nilai total mencapai Rp200-an triliun dengan defisit neraca pembayaran Rp60 triliun,” ungkapnya di sela-sela rapat dengar pendapat dengan Komisi VI DPR, Senin (21/9/2015).
Untuk meigkatkan perolehan premi bagi reasuransi dalam negeri, Frans menuturkan BUMN reasuransi membutuhkan sokongan dana yang besar.
Dia merincikan hingga 2019 pihaknya berencana mengajukan permohonnan bagi penyertaan modal negara (PMN) hingga Rp3,5 triliun, yakni Rp500 miliar pada tahun depan dan masing-masing Rp1 triliun pada tiga tahun berikutnya.
Apalagi, jelasnya, Indonesia Re merupakan gabungan dari tiga perusahaan reasuransi nasional yang memiliki pangsa pasar 66%.
“Jika tanpa keterbatasan keuangan pemerintah, kita malah bisa secepatnya kita bisa tarik [premi reasuransi ke luar negeri] dari 70% men jadi hanya 10% atau 15%.”