Bisnis.com, JAKARTA -- Dana Pensiun Lembaga Keuangan Bank Rakyat Indonesia (DPLK BRI) membukukan imbal hasil investasi 8,54% hingga akhir triwulan III/2015.
Hari Siaga Amijarso, Sekretaris Perusahaan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk., mengatakan hingga akhir September 2015 pihaknya telah mengelola dana Rp4,5 triliun. Dana kelolaan ini berasal dari 121.000 peserta dan lebih dari 130 korporat.
"Pertumbuhan total dana kelolaan y-o-y DPLK naik 27,4% diakhir triwulan III/2015," kata Hari di Jakarta, Selasa (3/11/2015).
Dia mengatakan untuk imbal hasil investasi (ROI) ini pihaknya menempatkan sebagian besar dana kelolaan dipasar uang. Dia mengatakan imbal hasil ini di atas benchmark. Apalagi saat ini tengah terjadi penurunan suku bunga perbankan, kondisi pasar saham yang fluktuatif serta obligasi yang turun.
Hari mengatakan nasabah dapat menempatkan dana pensiunnya dalam empat produk yang berbeda yakni pasar uang, pendapatan tetap, saham maupun produk kombinasi. BRI telah menetapkan target return per fund lebih tinggi dibandingkan benchmark masing-masing fund.
Dia mengatakan perusahaannya akan mengoptimalkan seluruh kantor cabang dan kantor cabang pembantu yang mencapai 1.062 kantor untuk memasarkan dana pensiun ini. Dengan optimalisasi ini Hari berharap target dana kelolaan bisa tumbuh lebih baik dibanding tahun lalu. Akan tetapi dia tidak menyebutkan besaran dana kelolaan DPLK BRI hingga akhir 2014.
Hari meyakini mengoptimalkan potensi trickledown business dengan unit kerja BRI serta optimalisasi penjualan DPLK Ritel melalui unit kerja BRI di seluruh Indonesia pihaknya dapat membukukan pertumbuhan di 2016 hingga 30% dari tahun ini.
Lebih lanjut Hari mengatakan, pihaknya juga lebih serius menggarap program kompensasi pesangon untuk menggaet perusahaan. Selain itu upaya edukasi keuangan kepada masyarakat secara lebih dini diharapkan semakin banyak yang mempersiapkan masa pensiun.
"Kedepan selain memperluas segmen pasar, kami akan meningkatkan layanan & fitur DPLK antara lain keragaman investasi Syariah & benefit lainnya," katanya.
Nur Hasan Kurniawan, Wakil Ketua Perkumpulan Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) mengatakan industri dana pensiu sendiri optimis masih tumbuh dua digit meski ekonomi melambat. Nur Hasan mengatakan dalam dua tahun terakhir rata-rata pertumbuhan aset dan dana kelolaan DPLK mencapai 30%.
"Di 2015 ini pertumbuhan sedikit melambat berkisar 15%-20%," katanya.