Bisnis.com, JAKARTA - Senior EVP Transaction Banking Bank Mandiri, Rico Usthavia Frans menginginkan agar produk perbankan milik Mandiri, E-Cash semakin mudah diakses dan banyak digunakan oleh nasabah yang akrab dengan teknologi informasi.
"Analoginya adalah kalau kita mau kembangnya cepet, kita harus franchise-kan ini ke orang lain, tapi tetep harus kita kontrol. Dengan men-franchise-kan kepada pihak ketiga, masing-masing bawa modal dan resources masing-masing akan berkembang lebih baik," jelasnya.
Menurutnya, hadirnya pihak ketiga akan membantu dan mengefektifkan program, dan mereka juga diuntungkan karena merupakan solusi yang bagus bagi platform yang bisa dikembangkan.
Lewat kerja sama Mandiri dengan IBM dan Tech In Asia, pihaknya menantang para programmer untuk saling beradu ide baik secara teknis dan bisnis dalam memanfaatkan produk E-Cash menjadi produk digital siap pakai.
Tercatat telah ada 800 developer IT yang siap beradu. Produk E-Cash merupakan aplikasi elektronik berbasis server. Aplikasi ini menggabungkan layanan perbankan dan layanan telekomunikasi yang bisa digunakan nasabah mandiri ataupun yang bukan. Pada aplikasi ini nomor telepon seluler menjadi nomor rekening.
Mandiri mencatat per Desember 2015 terdapat lebih dari 1,7 juta pengguna E-Cash dengan nilai transaksi mencapai lebih dari Rp1,9 trilyun.
Sementara itu, General Manager Banking dan Financial Markets IBM Indonesia, Inge Halim, menyatakan pihaknya siap menyediakan Digital Innovation Platform yang akan digunakan para developer TI membangun E-Cash.
Kami punya platform bernama IBM Bluemix yang bisa dilakukan tanpa harus mengadakan infrastruktur dan biaya awal yang tinggi bagi para developer, ujarnya.
Proses pendaftaran telah ditutup 15 Januari 2016, selanjutnya kompetisi membuat aplikasi dan presentasi ide akan dilaksanakan pada 26-27 Februari 2016. Dewan juri akan memilih 10 finalis yang diberikan waktu selama dua minggu untuk menyempurnakan dan menunjukkannya kepada publik pada Maret 2016