Bisnis.com, JAKARTA—Menjelang Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia yang berlangsung pada 17-18 Februari 2016, Ekonom Bank Permata Tbk. Josua Pardede memperkirakan BI akan melakukan pelonggaran di Giro Wajib Minimum melihat likuiditas perbankan. Loan to Deposit Ratio (LDR) sudah mendekati level 90%.
BI telah menurunkan GWM Primer sebesar 0,5% pada November 2015. Menurutnya, BI akan menurunkan GWM Sekunder yang saat ini berada pada level 4% dari Dana Pihak Ketiga.
“BI rate tetap, seandainya melonggar dari GWM. Likuiditas di keuangan, di perbankan semakin meningkat lagi di awal tahun ini,” ujarnya, di Jakarta, Selasa (16/2/2016).
Seperti diketahui, pada RDG BI Januari 2016, BI rate turun menjadi 7,25% setelah bertahan selama 11 bulan pada level 7,5%.
Josua berekspetasi BI masih mempertahankan suku bunganya meskipun inflasi awal tahun masih cenderung terkendali. Bulan ini bukan momentum untuk memotong kembali rate bank sentral karena aksi The Fed yang masih wait and see.
Maret diperkirakan menjadi momen The Fed menaikkan suku bunga. Dia menilai BI akan mengeksekusi suku bunga lebih berhati-hati dan menunggu outlook suku bunga AS yang langsung berpengaruh pada pergerakan rupiah.
“Ke depannya kita harus melihat juga karena potensinya data-data ekonomi Amerika mungkin saja membaik di semester kedua. Memang di awal tahun cukup jelek karena ada winter, aktivitas ekonomi tidak bergerak bagus jadi untuk itu saya pikir BI menunggu sampai RDG Maret,” jelasnya.