Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Investmen Holding: Ini Alasan Pemerintah Pilih Danareksa Sebagai Induk

Menteri Badan Usaha Milik Negara Rini Soemarno menyatakan pemilihan PT Danareksa sebagai perusahaan induk untuk investment holding dari empat bank BUMN karena faktor kepemilikan negara.
Menteri BUMN Rini Soemarno/Antara
Menteri BUMN Rini Soemarno/Antara

Bisnis.com, SINGAPURA - Menteri Badan Usaha Milik Negara Rini Soemarno menyatakan pemilihan PT Danareksa sebagai perusahaan induk untuk investment holding dari empat bank BUMN karena kepemilikan negara mencapai 100%.

“Danareksa dipilih karena sudah sangat berpengalaman, serta yang paling utama sebagai perusahaan yang 100% sahamnya milik negara, ini menjadi vehicle yang paling tepat,” ujarnya usai meresmikan kantor BNI Remittance Center di Singapura, Rabu (17/2/2016).

Menurutnya, program pembentukan investment holding ini bertujuan memperkuat kapabilitas serta permodalan bank-bank milik negara.

Selain itu, pembentukan holding ini akan meningkatkan sinergi bank milik pemerintah, sehingga aktivitas perusahaan dapat semakin beraneka ragam.

Sebelumnya, Kementerian BUMN mengumumkan rencana menyiapkan PT Danareksa menjadi perusahaan induk atau investment holding dari empat bank BUMN pada 2018.

Rencana ini menjadi bagian dari rencana pembentukan holding bank BUMN yang terdiri dari PT Bank Mandiri Tbk., PT Bank Negara Indonesia Tbk., PT Bank Rakyat Indonesia Tbk., dan PT Bank Tabungan Negara Tbk.

Deputi Bidang Usaha Jasa Keuangan, Jasa Survei dan Konsultan Kementerian BUMN Gatot Trihargo mengatakan empat bank BUMN tersebut tetap berkegiatan usaha masing-masing, namun Danareksa dipertimbangkan menjadi induknya.

Kendati demikian, pemerintah belum memastikan bentuk aksi korporasi seperti apa yang bakal di lakukan oleh empat bank BUMN tersebut.

“Karena ini perusahaan Tbk. [emiten] ada beberapa hal yang belum bisa kita sampaikan,” tuturnya.

Rencana pembentukan holding bank BUMN merupakan arahan dari Menteri BUMN Rini Soemarno dan telah masuk dalam peta jalan BUMN 2015-2019 yang disampaikan kepada Presiden Joko Widodo.

Gatot menambahkan, Indonesia memerlukan bank berukuran lebih besar dan kuat dari saat ini untuk mendanai proyek infrastruktur yang membutuhkan pembiayaan Rp5.452 triliun hingga 2019.

Sementara saat ini kemampuan pembiayaan bank BUMN dan swasta hanya sekitar Rp450 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Saeno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper