Bisnis.com, JAKARTA--Dari sisi pertumbuhan perbankan syariah, dalam lima tahun terakhir memiliki performa lebih baik dibandingkan dengan bank konvensional, tetapi sejak adanya krisis makro ekonomi juga berimbas pada performa beberapa perbankan syariah.
Sebagai salah satu negara di Asia yang mayoritasnya penduduk muslim tentu menjadi peluang besar untuk menarik para investor berinvestasi perbankan syariah di Indonesia. Dari kinerja tahun 2015 asset perbankan syariah di Indonesia mencapai US$23 miliar dengan pertumbuhan 8,8% (YoY).
Plt Direktur Utama BNI Syariah Imam Teguh Saptono mengatakan peluang investasi perbankan di Indonesia saat ini cukup besar dengan jumlah mayoritas rata-rata muslim sebesar 85 % dan market share yang masih berkisar kurang dari 5%.
"Kami mendukung peningkatan pangsa pasar bank syariah dengan mencari investor bagi bank syariah anak perusahaan BUMN dan berinovasi untuk terus meningkatkan market share perbankan syariah salah satunya dengan spesialisasi produk yang hanya dimiliki Bank Syariah diantaranya produk haji dan umrah," ujarnya dalam keterangan resmi, Rabu (6/4/2016).
Berdasarkan data statistik OJK Desember 2015, total aset industri sebesar Rp296,26 triliun dengan rata-rata pertumbuhan asset sebesar 8,78% atau Rp23,92 triliun.
Dari sisi pembiayaan pada tahun 2015 industri menyalurkan Rp212,99 triliun dengan pertumbuhan sebesar 6,86% atau Rp13,67 triliun dengan NPF sebesar 4,34%.
Sepanjang tahun 2015, industri mencetak laba sebesar Rp 1.79 Triliun dengan pertumbuhan sebesar 3.06 % atau Rp 53 Miliar.