Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PPATK Sesumbar Kantongi Data Lebih Lengkap daripada Panama Papers

Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan menyatakan tidak memerlukan data dari Panama Papers. Pasalnya, PPATK mengklaim memiliki data yang jauh lebih lengkap ketimbang dokumen tersebut.
Diskusi Membedah Kontroversi Panama Papers dan Tax Amnesty di Wisma Bisnis Indonesia/Bisnis
Diskusi Membedah Kontroversi Panama Papers dan Tax Amnesty di Wisma Bisnis Indonesia/Bisnis

Kabar24.com, JAKARTA - Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan menyatakan tidak memerlukan data dari Panama Papers. Pasalnya, PPATK mengklaim memiliki data yang jauh lebih lengkap ketimbang dokumen tersebut.

Namun, Kepala PPATK Muhammad Yusuf mengatakan mengungkapkan, banyaknya data tersebut harus diimbangi dengan sinergi antarlembaga penegakan hukum dalam menindaklanjuti laporan hasil analisis (LHA) PPATK. "Kami tidak perlu Panama Papers, data yang kami miliki sudah cukup," ungkap Yusuf, Selasa (12/4/2016).

Dari catatannya, setiap harinya Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan menerima rata-rata 51 Laporan Pembawaan Uang Tunai, 167 Laporan Transaksi Penyedia Barang dan Jasa, 151 Laporan Transaksi Keuangan Mencurigakan, 100 hingga 200.000 laporan transfer dana dari/ke luar negeri, dan 9.134 laporan transaksi keuangan tunai.

Secara kumulatif, data laporan transaksi yang ada di database PPATK hingga Desember 2015 berjumlah 30.471.777 laporan transaksi. Dia mengatakan, PPATK secara rutin memproduksi LHA yang terindikasi tindak pidana kepada aparat penegak hukum.

"Sebagai contoh, kami telah mengirimkan tidak kurang 111 Hasil Analisis dan 74 Informasi kepada salah satu lembaga Penegak Hukum. Namun, kami baru menerima tindak lanjut terhadap 4 dokumen dari sekitar 185 yang kami kirimkan," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Arys Aditya
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper