Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bank Syariah Untuk Semua

Suatu hari, Muhammad Syafii Antonio berkunjung ke tanah Britania dan bertemu dengan direktur Islamic Bank of Britain bernama Michael Hanlon. Michael adalah penganut agama Kristen tetapi memimpin sebuah bank syariah. Karena heran, Syafii pun bertanya asal muasalnya.
Pelayanan di salah satu bank syariah./Ilustrasi-Bisnis
Pelayanan di salah satu bank syariah./Ilustrasi-Bisnis

 Suatu hari, Muhammad Syafii Antonio berkunjung ke tanah Britania dan bertemu dengan direktur Islamic Bank of Britain bernama Michael Hanlon. Michael adalah penganut agama Kristen tetapi memimpin sebuah bank syariah. Karena heran, Syafii pun bertanya asal muasalnya.

"My Bible ask me to avoid riba. All of my staff is Moslem," kata Michael seperti ditirukan Syafii.

Di lain kesempatan, Syafii bersama Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Muliaman Haddad memenuhi undangan Vatican. Mereka dimintai pendapat soal Islamic bank. Pasalnya, di dalam Injil banyak sekali ayat yang melarang riba, tapi faktanya negara-negara barat justru mempraktikkannya.

Lewat dua kejadian di atas, Syafii ingin mengatakan kalau sesungguhnya prinsip ekonomi Islam tidaklah eksklusif. Sekalipun prinsipnya adalah syariah Islam, tetapi penganut agama lain pun bisa ikut serta.

Sayangnya, ketertarikan masyarakat Indonesia untuk menggunakan produk keuangan syariah masih sangat minim. Padahal lebih dari 80% penduduk Indonesia adalah penganut agama Islam.

Sejak Bank Muamalat berdiri tahun 1992, perkembangan industri keuangan syariah di Indonesia ibarat jauh panggang dari api. Belum sesuai harapan. Selama 24 tahun, penetrasinya tak kunjung sampai 5%.

Syafii menjelaskan, sesungguhnya tak semua orang yang menggunakan jasa perbankan syariah dengan dasar keimanan. Banyak juga yang datang karena murni alasan bisnis. Banyak nonmuslim yang datang ke bank syariah karena menilai imbal hasil yang diberikan lebih baik.

"Dan hal tersebut sah-sah saja," katanya.

Chief Syariah Banking CIMB Niaga Pandji P. Djajanegara mengatakan, di CIMB Niaga syariah sebagian besar nasabahnya adalah nonmuslim khususnya di pembiayaan konsumer.

Pandji menuturkan, banyaknya nasabah nonmuslim yang tertarik karena melihat karakteristik di bank syariah lebih cocok untuk bisnis mereka.

"PR-nya justru yang muslim. Bagaimana semuanya mengambil produk syariah. Itu challenge," tuturnya.

Hal serupa juga terjadi di PT Bank Muamalat Indonesia Tbk,. Ketika meluncurkan produkbancassurance beberapa waktu lalu, Direktur Konsumer dan Ritel Bank Muamalat Purnomo B. Soetadi mengaku optimistis produknya bakal diminati.

Optimisme tersebut disokong oleh fakta bahwa Indonesia sebagai negara dengan mayoritas muslim namun masih sangat sedikit yang menggunakan asuransi syariah. Bahkan, kata Purnomo, produk syariah tak melulu dinikmati oleh masyarakat muslim tapi dapat digunakan oleh non muslim juga.

"Dan itu banyak di Muamalat. Pengalaman kami di produk-produk sebelumnya banyak juga masyarakat non muslim yang menggunakan produk syariah Muamalat," terangnya.

Sejauh ini industri perbankan syariah masih sulit untuk menyamai, atau bahkan mengungguli bank konvesnional. Meskipun demikian, prospeknya masih sangat besar. Salah satu alasannya, sebagaimana dikatakan oleh Syafii, sistem syariah secara eksternal susah untuk jatuh karena pondasinya sangat kuat. Kalaupun jatuh, itu karena faktor internal alias individu.

Tinggal bagaimana meyakinkan masyarakat agar mau beralih ke syariah. Sebab bank syariah bukan hanya monopoli umat Islam, tapi milik semua golongan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Abdul Rahman
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper