Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bank Syariah Sebaiknya Geser Wilayah Pembiayaan

Menghadapi ancaman peningkatan rasio pembiayaan bermasalah pada bulan-bulan mendatang, bank syariah dinilai perlu menggeser wilayah andalannya dalam penyaluran pembiayaan.
Ilustrasi
Ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA—Menghadapi ancaman peningkatan rasio pembiayaan bermasalah pada bulan-bulan mendatang, bank syariah dinilai perlu menggeser wilayah andalannya dalam penyaluran pembiayaan.

 

Pengamat ekonomi syariah Adiwarman Karim berpendapat, akan lebih baik jika bank memperluas jangkauannya di wilayah paling timur Indonesia ketimbang Jawa. Beberapa wilayah yang direkomendasikan adalah Sulawesi, Papua, Bali, dan Nusa Tenggara.

 

Menurut dia, geliat bisnis di kawasan Jawa, Sumatra, dan Kalimantan sekarang relatif landai. Di Sumatra banyak pembiayaan masuk ke sektor perkebunan sawit padahal usaha bidang ini sedang lemah. Adapun Kalimantan mayoritas mining yang juga tengah melempem.

 

“Tadinya Jawa, Sumatra, dan Kalimantan jadi poros pertumbuhan pembiayaan tetapi sekarang sedang kesulitan. Maka dari itu, sebaiknya geser poros ke Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara, dan Papua,” ujar Adiwarman kepada Bisnis, Jumat (26/8/2016).

 

Jurus lain yang menurut Adiwarman perlu dilakukan bank syariah dalam menghadapi potensi pembengkakan NPF dari waktu ke waktu ialah mengubah target pembiayaannya. Salah satu segmen yang menurutnya tetap prospektif adalah pembiayaan properti khususnya rumah tapak.

 

“Sebaiknya bank syariah menggeser kreditnya ke properti untuk menyeimbangkan sektor pembiayaan kendaraan bermotor yang sedang tidak begitu baik,” ucapnya.

 

Statistik Perbankan Syariah (SPS) menyatakan non-performing financing (NPF) gross bank umum syariah (BUS) sampai dengan penghujung semester pertama sebesar 5,68%, sedangkan pada separuh pertama tahun lalu 5,09%.

 

Berdasarkan SPS diketahui sejak awal tahun NPF gross untuk BUSberkutat di atas 5%. Realisasi pada Mei tahun ini bahkan mencapai rekor sebesar 6,17% atau angka tertinggi sepanjang semester pertama. Apabila disoroti lebih menyempit untuk periode Mei menuju Juni, NPF BUS mengalami penurunan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dini Hariyanti
Editor : Rustam Agus

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper