Bisnis.com, JAKARTA— Bank Sentral Eropa (ECB) diperkirakan memulai proses normalisasi moneternya lebih cepat dari perkiraan pasar sebelumnya.
Para ekonom yang disurvei oleh Bloomberg memprediksi, Juni akan menjadi awal dari proses normalisasai moneter tersebut.
Prediksi itu menjadi revisi atas proyeksi sebelumnya, yang menyebutkan proses kenaikan suku bunga dan pemangkasan kebijakan pelonggaran kuantitatif baru akan mulai dilakukan pada akhir tahun ini.
Namun, para ekonom menyebutkan, kebijakan itu akan diambil apabila guncangan politik di Prancis dan Jerman tak sebesar yang diperkirakan.
“Dengan asumsi tidak akan ada guncangan yang terlalu besar. Maka ECB akan mulai mengetatkan kebijakan moneternya secara perlahan dalam waktu dekat,” ujar Alan Mcquaid, ekonom di Merrion Capital, seperti dikutip dari Bloomberg, Senin (24/4/2017).
Untuk itu dia menambahkan, para anggota Dewan Gubernur ECB akan terus memantau perkembangan terbaru dari proses pemilu Prancis.
Pasalnya, risiko guncangan politik dari Prancis tetap ada, lantaran calon presiden dari partai sayap kanan Marine Le Pen berhasil lolos di pemilu putaran kedua bersama dengan kandidat kuat lainnya, Emmanuel Macron.
“Kemungkinan ECB akan mengumumkan perubahan arah kebijakan moneternya setelah pemilu Prancis. Selanjutnya proses normalisasi moneter seperti pengurangan pembelian obligasi akan dimulai setelah pemilu Jerman pada September,” lanjutnya.
Sementara itu, sejumlah ekonom mengungkapkan, hasil pertemuan Dewan Gubernur ECB pada Kamis (27/4/2017) di Frankfurt akan menjadi salah satu indikasi awal kebijakan bank sentral tersebut di masa depan.
Pasalnya, selama sebulan terakhir, Gubernur ECB Mario Draghi selalu menolak memberikan komentar terkait isu perubahan kebijakan moneter otoritasnya.