Bisnis.com, BANDARLAMPUNG--Hingga akhir tahun 2016, portofolio yang dikelola Asuransi Astra tercatat dari asuransi kendaraan bermotor sebesar 55%, disusul dengan bisnis asuransi komersial sebesar 35% dan 10% sisanya berasal dari asuransi kesehatan.
"Tahun 2016 merupakan tahun yang menantang bagi bisnis Asuransi Astra, adanya stagnasi di industri otomotif menyusul pelemahan di industri pertambangan telah memengaruhi perolehan premi bruto gabungan sepanjang tahun" ujar Rudy Chen CEO Asuransi Astra dalam siaran pers resminya, Selasa(2/5).
Meskipun demikian, ia melanjutkan pertumbuhan asuransi kesehatan yang mencapai double digit telah membuat Asuransi Astra berhasil mempertahankan posisi bisnisnya dan membukukan premi bruto sepanjang tahun 2016 sebesar Rp 4.70 triliun yang terdiri dari Rp 4.26 triliun konvensional dan syariah Rp 448 miliar.
Di sisi lain, laba bersih perseroan berhasil dipertahankan dari Rp 911 miliar di tahun 2015 menjadi Rp 923 miliar. Jumlah aset dikelola mengalami peningkatan mencapai 13% dari Rp 10,6 triliun pada akhir tahun 2015 menjadi Rp 11,9 triliun pada akhir tahun 2016.
Kinerja Asuransi Astra selama ini pun telah diakui dengan berbagai penghargaan yang diterima sepanjang tahun 2016, diantaranya Infobank Insurance Award, Corporate Image Award, Investor Best Insurance Award, Marketing Award, Top Brand Award, Indonesia Best Brand Award, WOW Brand, Service Quality Award, dan Indonesian Customer Satisfaction Award.
Selanjutnya, terkait perubahan manajemen juga dilakukan dengan people roadmap atau sumberdaya manusia merupakan bagian dari strategi 3P roadmap (Portfolio, People, Public Contribution) Grup Astra dalam upaya untuk menjaga performa bisnis yang berkelanjutan dan rotasi direksi merupakan hal yang biasa dilakukan setiap tahunnya untuk meningkatkan efektivitas organisasi dan kolaborasi serta kinerja bisnis antar perusahaan.
Baca Juga
Berdasarkan hasil Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan yang dilakukan oleh manajemen Asuransi Astra pada 12 April 2017 lalu, telah disetujui pengangkatan Rudy Chen sebagai CEO Asuransi Astra, menggantikan Santosa.
Untuk prospek bisnis ditahun 2017 Asuransi Astra memproyeksikan pertumbuhan jumlah premi yang lebih baik dibanding tahun sebelumnya.
"Faktor utama yang berpotensi memotori kinerja tersebut adalah sektor otomotif yang diperkirakan bertumbuh pada tahun 2017, mengingat bahwa sebagian besar portofolio bisnis Asuransi Astra berasal dari segmen bisnis otomotif,"jelasnya. Posisi kepemimpinan di sektor otomotif akan senantiasa dipertahankan melalui kekuatan strategi branding dan inovasi layanan.
Sementara, segmen komersil akan terus mengembangkan fokus untuk menjadi mitra manajemen risiko utama bagi sektor korporasi, perbankan, UKM serta broker asuransi lainnya.
Dengan penguatan reputasi sebagai mitra asuransi korporasi yang mengedepankan inovasi layanan, segmen bisnis kesehatan juga akan memanfaatkan momentum pertumbuhan industri yang sehat, dengan proyeksi tingkat pertumbuhannya yang melampaui 10persen atau double digit.
Strategi pertumbuhan bisnis juga dipadukan dengan strategi pengembangan sumber daya manusia untuk menunjang kesinambungan bisnis.
Dengan dukungan cabang dan bengkel yang tersebar di seluruh Indonesia, layanan terbaik dan sederet pencapaian prestasi tersebut, tentunya tidak menghentikan langkah inovasi Asuransi Astra melalui produk-produk yang terbangun dari semangat baru Asuransi Astra untuk selalu memberikan kenyamanan dan ketenteraman bagi setiap pelanggan.
Karenanya, Asuransi Astra akan menginvestasikan waktu dan upaya agar setiap pelanggan selalu tersenyum. Peace of mind to millions adalah hasil yang akan Asuransi Astra berikan kepada setiap pelanggan.