Bisnis.com, JAKARTA — Deretan dus cokelat dan susu olahan tersusun rapi di etalase dua tingkat milik Stephen Lesmana. Etalase itu terletak di salah satu counter makanan dan minuman olahan yang berada di lantai dua Pluit Mal Jakarta.
Ukuran dus cokelat itu bervariasi. Ada yang besar ada pula yang kecil dengan nuansa warna emas. Di bagian atas etalase berjejer gelas minuman cokelat susu siap saji. Seorang karyawan dengan seragam kuning, cekatan menunggu dan melayani pembeli yang datang ke counter.
Usaha yang dijalankan Stephen tak hanya terkenal di Mal Pluit. Produk olahan susu dan cokelat yang ditanganinya sudah sering mejeng di berbagai even. Sejak 2015, dirinya sering ikut dalam beberapa pameran internasional.
“Produk olahan cokelat dan susu kami sudah diikutkan pameran dari Jepang hingga Laos,” kata Stephen di Jakarta, Kamis (14/6/2017).
Menurut Stephen, pemasaran olahan susu dan coklat yang menembus batas negara ini salah satunya berkat dukungan Perusahaan Umum Jaminan Kredit Indonesia (Perum Jamkrindo). Sudah tiga tahun teakhir ia menjadi mitra binaan perusahaan penjamin kredit bagi usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) itu.
Sebagai mitra binaan, Stephen mendapat berbagai keuntungan. Dia mendapat pendampingan dan konsultasi manajemen seperti strategi pemasaran dan pengembangan produk. Jamkrindo juga memberikan dukungan berupa jaminan atas kredit di perbankan.
“Produk saya juga sering dibantu pemasaran oleh Jamkrindo untuk pameran ke mana-mana,” kata Stephen lagi.
Lain lagi dengan Farida, pengusaha produk olahan talas di Sumatra Barat. Dia merasakan manfaat perusahaan penjaminan karena memudahkan dirinya memperbesar modal usaha melalui pinjaman tanpa agunan.
Ida mengatakan awalnya dia ragu untuk mengajukan pinjaman lantaran tak punya barang berharga untuk dijaminkan. Rumah yang dihuninya walau milik sendiri, berada di atas tanah warisan turun temurun yang tidak dapat ditingkatkan menjadi hak milik sebagai agunan.
Namun, ketika memberanikan diri bertanya pada salah satu bank pemerintah, dia tetap bisa mendapat kredit meski tak memiliki agunan. Pasalnya terdapat lembaga penjaminan kredit yang menjadi penanggungnya.
Dengan semangat mengembangkan usaha, Farida pun lantas mengajukan permohonan kredit Rp5 juta yang digunakan untuk memoderenisasi peralatan usaha.
Setelah setahun berjalan, usaha olahan talas Farida terus berkembang. Dia pun bisa melunasi kewajiban kredit setiap bulan tepat waktu. Lantaran angsuran kreditnya lancar, pihak bank pun semakin percaya pada Farida. Kini kreditnya secara bertahap meningkat menjadi Rp10 juta dan untuk tahap ketiga dengan plafon Rp20 juta.
Tak hanya bagi Stephen dan Farida, penjaminan bagi UMKM telah diberikan oleh Perum Jamkrindo kepada 5,42 juta nasabah. Jumlah ini masih turus tumbuh seiring gencarnya program pemerintah untuk menjangkau kredit bagi setiap lapisan masyarakat terutama menengah bawah. Setidaknya berdasarkan data Badan Pusat Statistik, saat ini terdapat 57 juta UMKM di Indonesia.
Diding S. Anwar, Direktur Utama Jamkrindo mengatakan dengan besarnya potensi UMKM ini maka perusahaan berkomitmen untuk mengambil peran semakin besar. Apalagi Jamkrindo telah berpengalaman 47 tahun melayani UMKM.
Dukungan yang diberikan Jamkrindo berupa penjaminan kredit UMKM di bank dan non bank sehingga tidak terlalu bergantung pada penilaian aset. Selain itu Jamkrindo juga memberikan dukungan pembinaan manajemen hingga pemasaran. Dengan upaya ini semakin banyak UMKM yang dapat naik kelas.
"UMKM selanjutnya memiliki kesempatan untuk mengakses pembiayaan, dan hal ini selanjutnya akan mendorong usaha untuk meningkat," tutur Diding.
Sepanjang 2017, Jamkrindo menargetkan dapat memberikan penjaminan senilai Rp150 triliun bagi para pengusaha UMKM. Jumlah ini merupakan target konsolidasi dengan anak usaha Jamkrindo yakni Jamkrindo Syariah.
Jamkrindo sendiri menargetkan dapat menjamin kredit senilai Rp135 triliun. Dari rencana yang ada, sebesar Rp85 triliun ditargetkan dari penjaminan non Kredit Usaha Rakyat (Non KUR). Sedangkan sisanya Rp50 triliun berasal dari kredit KUR.
Menurut Diding, sat ini perusahaan penjaminan memiliki banyak potensi bisnis seiring bertumbuhnya usaha mikro kecil dan menengah. Selain itu yang diharapkan mendorong pertumbuhan adalah penjaminan surety bond seiring semakin banyaknya pembangunan infrastruktur yang dilakukan pemerintah.
Sebagai salah satu BUMN, Diding mengatakan pihaknya juga bertekad menjadi solusi untuk negeri. Melalui program sinergi BUMN pihaknya mengembangkan beragam bisnis kolaborasi antar perusahaan milik negara. Selain itu pihaknya juga terus mengoptimalkan program bina lingkungan.
Pada 2017, Perum Jamkrindo mengalokasikan dana untuk kegiatan Bina Lingkungan senilai Rp15 milyar. Sampai dengan Mei 2017 Perusahaan telah menyalurkan dukungan senilai Rp1,3 miliar.
Dana ini yang disalurkan melalui tujuh sektor meliputi bantuan korban bencana alam, bantuan pendidikan dan/atau pelatihan, bantuan peningkatan kesehatan, bantuan pengembangan prasarana dan sarana umum, bantuan sarana ibadah, bantuan pelestarian alam, dan bantuan sosial kemasyarakatan dalam rangka pengentasan kemiskinan.
“Kami ingin Jamkrindo bisa berperan lebih besar bagi pengembangan usaha kecil dan menengah, serta berkontribusi aktif dalam mendorong pembangunan nasional secara menyeluruh.”