Bisnis.com, JAKARTA – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) berharap penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) dapat menjadi katalis positif industri penjaminan nasional.
Seperti diketahui, pemerintah tengah memacu penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR). Salah satu skema mempercepat penyaluran KUR ini adalah pembentukan Koperasi Desa Merah Putih. Entitas usaha milik warga desa itu diberi ruang mengakses pembiayaan KUR sebesar Rp3 miliar per koperasi dengan tingkat bunga 6%.
Ogi Prastomiyono, Kepala Eksekutif Pengawas Perasuransian, Penjaminan dan Dana Pensiun OJK memaparkan bahwa sampai dengan Mei 2025, aset industri penjaminan mulai mencatatkan pertumbuhan tahunan yang positif, sementara pendapatan imbal jasa penjaminan (IJP) masih melanjutkan kontraksi.
"Dengan peningkatan target penyaluran KUR dan dukungan kebijakan [pemerintah], OJK memperkirakan aset penjaminan akan tumbuh sekitar 6–8% hingga akhir 2025," kata Ogi dalam jawaban tertulis, dikutip Senin (21/7/2025).
Selain Koperasi Desa Merah Putih, tahun ini pemerintah menambah target penyaluran KUR menjadi Rp300 triliun. Penyaluran KUR tahun ini ditargetkan kepada lebih dari 2 juta debitur KUR baru dan 1 juta debitur KUR yang bergraduasi atau debitur KUR yang telah berhasil meningkatkan usahanya dan memenuhi persyaratan untuk naik kelas ke fasilitas kredit yang lebih besar atau jenis kredit komersial
Adapun dalam Januari-Mei 2025, nilai aset industri perusahaan penjaminan tumbuh 0,53% year on year (YoY) menjadi Rp47,32 triliun, usai mengalami kontraksi 0,58% YoY pada periode April 2025.
Baca Juga
Sebaliknya, nilai IJP per Mei 2025 mencatat kontraksi yang membesar mencapai 17,85% YoY menjadi Rp2,98 triliun, usai kontraksi 10,23% YoY per April 2025. Kontraksi periode ini melanjutkan rentetan negatif pada bulan-bulan sebelumnya. Nilai IJP industri per April 2025 koreksi 10,23% YoY menjadi Rp2,57 triliun, sedangkan nilai IJP industri per Maret juga terkoreksi 2,67% YoY menjadi Rp2,09 triliun.
Ogi melanjutkan, industri penjaminan memegang peran strategis dalam mendorong akses pembiayaan bagi UMKM, terutama yang belum memiliki agunan memadai alias kelompok feasible but unbankable.
Dia melihat prospek industri penjaminan ke depan tetap positif dan stabil, ditopang oleh optimalisasi peran dalam program pemerintah serta implementasi POJK terbaru yang memperkuat tata kelola, manajemen risiko, dan perluasan jangkauan layanan.
"Tantangan utama yang perlu diantisipasi meliputi meningkatnya risiko kredit UMKM, kebutuhan penguatan permodalan lembaga penjaminan, dan pentingnya skema penjaminan ulang (re-guarantee) guna menjaga keberlanjutan dan ketahanan industri," pungkasnya.
Sebagai informasi, realisasi penyaluran KUR hingga 23 Desember 2024 mencapai Rp280,28 triliun, atau 100,10% dari target 2024. Angka ini tumbuh sebesar 7,8% YoY dan disalurkan kepada 4,92 juta debitur. Komposisi penyaluran KUR tahun lalu didominasi oleh sektor produksi yang mencapai 57,8% dari total penyaluran.
Dari sisi kualitas kredit, non performance loan (NPL) KUR tahun lalu tetap terjaga di level 2,19%, lebih rendah dibanding NPL nasional sebesar 2,21%.