Bisnis.com, JAKARTA - Rasa optimistis atas peningkatan kinerja industri pengolahan pada semester II/2017 diyakini mampu memberikan dampak positif terhadap industri pebankan terkait penyaluran kredit.
Kepala Ekonom PT Bank Bukopin Tbk. Sunarsip menuturkan, sebetulnya kredit terhadap industri pengolahan tumbuh dengan baik sejauh ini. Porsi kredit kepada sektor ini terus menjadi yang terbesar bersama dengan lapangan usaha perdagangan.
“Pertumbuhannya juga relatif lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan kredit rerata secara nasional. NPL-nya juga terjaga relatif aman. Pertumbuhan kredit sektor pengolahan sejalan dengan pertumbuhan industrinya,” jelas Sunarsip kepada Bisnis.com, Selasa (10/10/2017).
Analisis Uang Beredar Bank Indonesia per medio tahun ini melansir terjadi pertumbuhan sebesar 3,5% untuk kredit investasi (KI) ke industri pengolahan secara year on year menjadi Rp227,1 triliun. Sementara itu, kredit modal kerjanya (KMK) tumbuh 5,7% menjadi Rp542 triliun.
Bersamaan dengan pertumbuhan penyaluran kredit itu terjadi pula kenaikan penanaman modal dalam negeri (PMDN) di sektor industri sebesar 2,80% menjadi Rp52,11 triliun. PMDN ke sektor industri ini berkontribusi sektiar 40,15% dari total investasi domestik per semester I/2017.
Menurut Sunarsip, kendati terus tumbuh tetapi perkembangan kredit kepada industri pengolahan bervariasi. Industri pengolahan skala mikro, kecil, dan menengah dinilai paling baik pertumbuhan permintaan kreditnya ketimbang korporasi.
“Membaiknya harga komoditas juga meningkatkan gairah kinerja sektor industri pengolahan yang berbasis komoditas terutama di wilayah Sumatra. Seiring dengan membaiknya kinerja industri pengolahan, kreditnya juga akan lebih baik semester kedua,” ungkap Sunarsip.