Bisnis.com, JAKARTA — Kanal pemasaran bancassurance masih melanjutkan dominasi dalam kontribusi terhadap pendapatan premi industri asuransi jiwa hingga kuartal III/2017.
Dalam keteragan resminya yang dirilis Jumat (16/12/2017), Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) mencatat jalur distribusi antara asuransi jiwa dengan perbankan itu berkontribusi sebesar 44,1%. Dengan total pendapatan premi industri yang tercatat senilai Rp139,27 triliun, maka kanal pemasaran itu membukukan premi sekitar Rp61,42 trilun.
Selebihnya, perolehan premi industri berasal dari saluran distribusi keagenan (37,8%) dan alternatif (18,0%) atau dengan nilai masing-masing mencapai Rp52,64 triliun dan Rp25,21 triliun.
Dengan demikian, dominasi kanal pemasaran bancassurance di asuransi jiwa ini berlanjut hingga kuartal III/2017, sejak pertama kalinya menjadi kontributor utama pada sepanjang 2016.
“Pertumbuhan total pendapatan premi didorong oleh meningkatnya pendapatan premi dari saluran distribusi bancassurancei,” demikian tertulis dalam keterangan resmi.
Pada periode tersebut, AAJI mencatat total pendapatan industri mencapai Rp177,42 triliun atau bertumbuh sekitar 11,8% (year-on-year/yoy). Pendapatan premi yang berkontribusi sebesar 78,5% pada total pendapatan industri bertumbuh sekitar 20,0% (yoy).
Bila dirincikan, maka total premi bisnis baru bertumbuh 21,2% (yoy) menjadi 84,16 triliun dan total premi lanjutan mencapai Rp55,11 triliun atau naik 18,2% (yoy).
Asosiasi mencatat pendapatan premi dari saluran bancassurance pada periode yang sama bertumbuh (yoy) 26,1% dan saluran keagenan meningkat sebesar 14,0% (yoy). Kemudian, saluran distribusi alternatif bertumbuh sekitar 19,0% (yoy).
Direktur Eksekutif AAJI Togar Pasaribu menjelaskan secara keseluruhan total pendapatan industri asuransi jiwa pada kuartal ketiga tahun ini mengalami peningkatan yang cukup baik.
“Industri asuransi jiwa terus bertumbuh dan memiliki peran yang signifikan dalam mendukung terjadinya proses pembangunan nasional,” ungkapnya kepada Bisnis, Jumat (15/12/2017) malam.