Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Maybank Indonesia Tbk. dan enam bank lainnya mengucurkan kredit sindikasi senilai total Rp8,06 triliun untuk PT Hutama Karya, pengembang jalan tol Trans-Sumatera.
Presiden Direktur Bank Maybank Indonesia Taswin Zakaria mengatakan dana tersebut akan digunakan untuk pengembangan Jalan Tol Trans-Sumatera ruas Bakauheni-Terbanggi Besar. Adapun Maybank memberikan pembiayaan sebesar Rp700 miliar.
“Hari ini kami menandatangani sindikasi Trans-Sumatera. Harapan kami dengan sindikasi ini, kami bisa lebih aktif dan lebih banyak lagi terlibat karena banyak proyek yang masih bergulir baik dari pemerintah maupun dari swasta, khususnya dari sisi pembangunan infrastruktur,” tuturnya di Jakarta, Rabu, (27/12/2017).
Terkait target sindikasi tahun depan, lanjut Taswin, pihaknya masih akan terus mengikuti perkembangan dan berencana tetap masuk pada proyek-proyek infrastruktur. “Kami mengikuti dan aktif berkomunikasi dengan BUMN serta para pelaku lain yang terlibat dalam proyek-proyek infrastruktur,” tuturnya.
Selain Maybank, kredit sindikasi itu melibatkan enam bank lain dengan nilai total Rp8,06 triliun. Keenam bank tersebut adalah PT Bank Mandiri (Persero) Tbk., PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk., PT Bank Central Asia Tbk., PT Bank CIMB Niaga Tbk., Bank ICBC Indonesia, dan PT Bank Permata Tbk.
Penggarapan ruas tol tersebut juga melibatkan PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI) sebagai pemberi fasilitas Cash Deficiency Support (CDS).
Secara keseluruhan, nilai investasi pembangunan ruas Bakauheni-Terbanggi Besar adalah Rp16,7 Triliun. Sebesar Rp8,7 triliun diantaranya adalah ekuitas dari Hutama Karya.
Sebagai informasi, bank dengan kode emiten BNII ini mematok pertumbuhan kredit di level 5% hingga akhir tahun. “Karena sektor UMKM dan ritel kami masih rendah pertumbuhannya,” jelas Taswin.
Sampai kuartal III/2017, Maybank mencatatkan pertumbuhan kredit sebesar 4,6% menjadi Rp121,75 triliun dibandingkan dengan periode sama pada tahun lalu. “Tahun depan, target pertumbuhan kredit 10%-11% dengan penopang adalah kredit sektor infrastruktur dan kegiatan yang terkait didalamnya, serta kredit konsumsi masyarakat,” jelas tambahnya.