Bisnis.com, JAKARTA — Kebutuhan pendanaan oleh korporasi pelat merah bakal semakin variatif terutama melalui instrumen pasar modal seperti penerbitan obligasi korporasi, karena BUMN tidak bisa melulu mengandalkan kredit perbankan.
Kepala Ekonom Bank Mandiri, Anton H. Gunawan memproyeksikan obligasi korporasi pada tahun-tahun mendatang bakal semakin digemari dunia usaha, terutama Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang infrastruktur.
“Karena mungkin mereka sudah mentok dari sisi leverage kalau pinjam ke bank, kalau ditambah kredit lagi maka tagihan mereka semakin tinggi dan panjang. Sementara itu, proyek infrastruktur butuh pembiayaan jangka panjang. Jadi tagihannya semakin lama,” jelasnya di Jakarta, Kamis (1/2/2018).
Baca Juga
Anton menjelaskan ketika sebuah korporasi pelat merah dihadapkan pada kondisi demikian, wajar apabila mereka berupaya mencari sumber pendanaan di luar perbankan, alias pasar modal. Oleh karena itu, ke depan permintaan obligasi korporasi besar kemungkinan bakal terus menanjak.
Dalam menghadapi kondisi tersebut maka bank sebetulnya tetap santai tetapi ini khusus untuk bank yang memiliki konglomerasi. Semakin banyaknya permintaan obligasi korporasi tidak terlalu masalah bagi mereka karena ada perpanjangan tangan berupa perusahaan sekuritas atau manajemen aset.
“Untuk bank yang punya konglomerasi seperti itu masih bisa bisnis meskipun laju pertumbuhan kreditnya akan sedikit memelan. Tapi untuk bank kecil, mereka harus berjuang dari sisi penyaluran kredit saja,” katanya.