Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bank Syariah Mandiri Cetak Laba Rp365 Miliar

PT Bank Syariah Mandiri (BSM) menunjukkan pertumbuhan kinerja perseroan sepanjang tahun 2015 dengan mencatatkan pertumbuhan pada laba bersih.
Karyawan melayani nasabah di banking hall PT Bank Syariah Mandiri (BSM) di Jakarta./JIBI-Dwi Prasetya
Karyawan melayani nasabah di banking hall PT Bank Syariah Mandiri (BSM) di Jakarta./JIBI-Dwi Prasetya

Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank Syariah Mandiri (BSM) menunjukkan pertumbuhan kinerja perseroan sepanjang tahun 2015 dengan mencatatkan pertumbuhan pada laba bersih.

Sampai dengan kuartal IV/2017 laba bersih Bank Syariah Mandiri tumbuh 12,22% secara year on year (yoy) menjadi Rp365 miliar dari laba pada 2016 sebesar Rp325 miliar.

Pertumbuhan tersebut didorong oleh sejumlah faktor seperti peningkatan dana pihak ketiga (DPK) yang terhimpun sebesar Rp77,90 triliun pada akhir tahun lalu atau tumbuh 11,37% secara yoy jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya Rp69,95 triliun.

Dari total dana tersebut, sebesar 51,80% atau Rp40,36 triliun merupakan dana murah (CASA) yang tumbuh 16,36% dibandingkan periode yang sama pada Desember 2016 sebesar Rp34,68 triliun.

Komposisi CASA sendiri meningkat dari 49,58% pada Desember 2016 menjadi 51,80% pada Desember 2017.

Direktur Utama Mandiri Syariah Toni EB Subari mengatakan perbaikan kinerja BSM menunjukkan adanya peningkatan ketertarikan masyarakat terhadap produk perbankan syariah.

“Posisi tabungan Mandiri Syariah berada di peringkat sembilan perbankan nasional yang menunjukkan kepercayaan masyarakat terhadap Mandiri Syariah,” ujarnya dalam paparan kinerja Bank Syariah Mandiri di Jakarta, Kamis (8/3/2018).

Peningkatan DPK mendorong aset BSM per Desember 2017 naik 11,55% menjadi Rp87,94 triliun dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp78,83 triliun.

Sampai dengan akhir tahun lalu BSM telah menyalurkan pembiayaan sebesar Rp60,69 triliun atau tumbuh 9,20% dibandingkan dengan period yang sama pada 2016 sebesar Rp55,58 triliun.

Pertumbuhan tersebut diimbangi dengan perbaikan kualitas pembiayaan yang tercermin dari penurunan rasio pembiayaan bermasalah (NPF) net dari 3,13% menjadi 2,71%.

“Pertumbuhan laba ditopang oleh meningkatnya margin bagi hasil bersih dan fee based income yang tumbuh 14,35% menjadi Rp5,58 triliun pada akhir tahun 2017,” kata Toni.

Margin bagi hasil bersih tumbuh sebesar Rp617 miliar atau 15,35% (year on year) menjadi Rp4,64 triliun dibandingkan Rp4,02 triliun.

Pertumbuhan Margin Bagi Hasil Bersih tersebut didorong oleh pertumbuhan pembiayaan dan perbaikan kolektibilitas pembiayaan.

Di sisi lain, perusahaan dapat mengendalikan biaya overhead yang naik hanya 0,26%.

Laba operasional meningkat Rp692 miliar atau tumbuh 42,93% menjadi Rp2,30 triliun, terutama karena peningkatan margin bagi hasil bersih dan fee based income.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper