Bisnis.com, JAKARTA — Citi Indonesia memproyeksikan kinerja lini bisnis trade finance pada 2018 dapat terealisasi sama baiknya dengan tahun lalu.
Vincent C. Soegianto, Direktur Treasury and Trade Solutions Head Citi Indonesia, enggan menyebutkan angka target pertumbuhan revenue dari trade finance tahun ini. Dia mengutarakan, lini bisnis ini dapat mendulang kinerja setidaknya setara 2017.
“Kalau pada 2017, trade finance Citi merealisasikan pertumbuhan sekitar 20% di atas target untuk revenue. Targetnya itu tumbuh 30% [year on year]. Tahun ini kami masih optimis bisa tumbuh dua digit,” ucap Vincent menjawab Bisnis, di Jakarta, Kamis (8/3/2018).
Dia juga menjelaskan bahwa kinerja bisnis trade finance Citi Indonesia sepanjang 2017 lebih banyak digerakkan oleh customer baru. Nasabah anyar ini terdiri dari perusahaan multinasional maupun korporasi-korporasi lokal.
Revenue bisnis trade finance Citi Indonesia sejauh ini sekitar 55% berasal dari perusahaan multinasional sedangkan korporasi lokal berkontribusi 45%. Perusahaan mengakui bahwa trade finance merupakan salah satu produk inti yang memotori pergerakan bisnis perusahaan.
“Strategi kami untuk trade finance tahun ini dengan mengoptimalkan klien-klien baru yang kami sudah dapat pada tahun lalu. Karena kammi corporate bank jadi tambahan klien kami jumlahnya tidak terlalu besar tetapi size-nya signifikan. Kami terbilang big player,” tutur Vincent.
Belum lama ini, Citi Indonesia menjalin kerja sama dengan Coca Cola Amatil Indonesia terkait penyediaan layanan cash management dan trade finance. Adapun, fitur yang disajikan semisal receivables, manajemen likuiditas, layanan investasi, solusi modal kerja, dan program kartu komersil.
Kemitraan tersebut juga bertujuan untuk memaksimalkan layanan yang sebelumnya sudah diberikan Citi Indonesia, yakni treasure trade solution, pasar modal, manajemen risiko, serta corporate finance. Vincent yakin Coca Cola dapat mempercepat proses dan menurunkan risiko dalam bertransaksi.
Vincent juga menjelaskan, kemitraan Citi – Coca Cola juga terkait supplier financing. Program ini membantu para buyer yang sudah punya nama untuk memperoleh pasokan barang secara lebih terjamin kelancarannya. Citibank menyediakan pendanaan kepada suplier dengan rate yang kompetitif.
“Basis nasabah kami kan perusahaan multinasional yang supliernya adalah korporasi-korporasi lokal. Kalau korporasi lokal minta duit langsung ke bank akan dapat rate lebih mahal, melalui supplier financing yang kami lihat risiko dari buyer jadi rate untuk suplier lebih atraktif,” katanya.