Bisnis.com, JAKARTA -- Sama seperti merencanakan dana pendidikan atau persiapan membeli rumah, pensiun juga penting untuk diantisipasi jauh-jauh hari. Apalagi, kebutuhan di hari tua sangat besar, jauh lebih tinggi dari biaya pendidikan anak atau beli rumah.
Salah satu faktor tingginya dana hari tua adalah akibat inflasi setiap tahun, mulai dari saat memasuki usia pensiun hingga berapa lama dana itu bertahan untuk membiayai kehidupan. Karena itu, Anda harus berhitung apakah dana pensiun bisa untuk 15--20 tahun atau lebih?
Karena nilainya sangat besar, maka perjalanan mengakumulasi dana untuk hari tua adalah sebuah perjalanan panjang dan membutuhkan kedisiplinan layaknya seperti lari maraton.
Masa pensiun adalah waktu ketika penghasilan terhenti yang disebabkan karena telah memasuki usia pensiun bagi karyawan, atau bagi pengusaha dan profesional tidak dapat terus bekerja lantaran kondisi fisik yang semakin menua. Memiliki aset yang menghasilkan pendapatan pasif bisa mulai Anda pikirkan sejak sekarang.
Perencana keuangan OneShildt Budi Raharjo menyarakan untuk mulai mengakumulasi dana hari tua sejak bekerja demi kemandirian finansial di hari tua. Dengan memulai sejak dini, maka persiapan untuk hari tua tidak akan terasa berat bagi pengeluaran.
Baca Juga
“Sejak bekerja di usia 20-an tahun sudah menyisihkan 10% dari penghasilan untuk diinvestasikan guna persiapan dana hari tua. Awalnya mungkin berat, namun nilai tersebut akan semakin tidak terasa ketika penghasilan meningkat setiap tahunnya,” jelas Budi.
Sebagai ilustrasi, katakanlah anda saat ini berusia 22 tahun, masa pensiun datang saat Anda 55 tahun. Selama 1 tahun penghasilan yang didapatkan adalah Rp60 juta. Gaya hidup pensiun dari gaji adalah sebesar 70%.
Apabila merencanakan dana pensiun untuk kebutuhan selama 15 tahun, paling tidak kebutuhan hari tua adalah sebesar Rp3 miliar. Guna mencukupi kebutuhan tersebut paling tidak anda harus melakukan investasi sebesar Rp5,9 juta per tahun.
Semakin Anda menunda dalam memulai perencanaan masa tua maka akan semakin besar pula beban persentase investasi setiap tahunnya untuk mencapai target dana pensiun yang diinginkan.
Selain itu, dengan mempersiapkan sejak dini, Anda memiliki lebih banyak alternatif instrumen keuangan yang akan digunakan, kemudahan pengaturan keuangan, serta dapat mengelola risiko lebih baik untuk mendapatkan tingkat imbal hasil yang lebih tinggi.
“Bagi karyawan, sebagian kebutuhan dana hari tua dapat diperoleh dari pesangon pensiun dan atau program dana pensiun yang disediakan perusahaan,” ujarnya.
Kendati begitu, lanjutnya, untuk dapat mempersiapkan dana hari tua yang memadai tetap memerlukan inisiatif pribadi. Apalagi untuk pengusaha dan profesional (self-employed), mereka perlu mempersiapkan segala sesuatunya sendiri.
Untuk membuat perencanaan yang baik, direkomendasikan berkonsultasi dengan penasihat keuangan yang memahami tentang persiapan pensiun. Tujuannya adalah membantu untuk menilai kebutuhan dana hari tua serta bagaimana cara mencapainya.
Banyak alternatif yang dapat dilakukan untuk mempersiapkan hari tua. Anda dapat menambah kontribusi dalam program dana pensiun, membeli reksa dana, program asuransi yang memiliki manfaat tabungan atau investasi, atau emas.
Beberapa orang juga melakukan investasi dengan membeli tanah atau properti yang memberi penghasilan pasif seperti ruko dan rukan atau kos-kosan. Menurut Budi, dalam memilih produk investasi yang terpenting sesuaikan dengan profil, pengetahuan, maupun kondisi keuangan.
“[Rumusnya adalah] memulai sejak dini, jangan terlalu konservatif dalam berinvestasi, perhitungkan dengan saksama kebutuhan dana hari tua yang diperlukan, disiplin, hindarkan dari penggunaan dana hari tua untuk hal-hal yang tidak mendesak atau penting” paparnya.
Berikut langkah-langkah yang perlu dipersiapkan untuk merencanakan masa pensiun: Pertama, perkirakan kebutuhan dana per bulan. Untuk yang masih di awal karier, memperkirakan kebutuhan ini dapat berbasis penghasilan. Misalnya, kelak kebutuhan dana rutin setiap bulan adalah 70% dari penghasilan.
Bagi yang sudah menjelang memasuki usia pensiun dapat menggunakan pendekatan yang lebih akurat dengan memeriksa pengeluaran rutin bulanan dan mengidentifikasi pengeluaran yang akan meningkat, menurun, atau bahkan hilang ketika sudah memasuki usia pensiun.
“Sebut saja misalnya cicilan utang, seharusnya saat memasuki usia pensiun pengeluaran ini sudah ditiadakan. Sedangkan hal yang harus diantisipasi, misalnya, biaya pendidikan anak apakah masih akan dikeluarkan atau telah usai ketika seseorang memasuki usia pensiun.”
Kedua, hitung kebutuhan bulanan tersebut di masa yang akan datang baik akibat pengaruh inflasi atau kenaikan penghasilan. Pengaruh bunga-berbunga majemuk juga harus dilibatkan agar tidak terjadi kesalahan perkiraan yang seringkali terjadi di kalangan awam.
Ketiga, buat asumsi berapa lama dana hari tua dapat mendukung kebutuhan. Apakah sampai dengan 15-20 tahun atau selamanya.
Keempat, hitunglah selisih atau gap kesediaan dana saat ini dengan kebutuhan masa depan.
Kelima, buatlah rencana agar tujuan dana hari tua yang diinginkan dapat diraih serta pemilihan instrumen sesuai dengan profil dan kondisi keuangan.
Keenam, pantau secara rutin, bisa tahunan, untuk mengevaluasi apakah kita semakin mendekati tujuan atau menjauh dari kebutuhan dana hari tua yang diperlukan.