Bisnis.com, BANTEN -- Bank Banten (BEKS) membidik pertumbuhan kredit tahun ini mencapai 30% dari realisasi 2017 sebesar Rp5,12 triliun dengan mengandalkan pasar kredit UMKM dan konsumer.
Direktur Utama Bank Banten, Fahmi Bagus Mahesa mengatakan kredit yang berhasil disalurkan perseroan hingga akhir 2017 mampu tembus Rp5,107 triliun, terbagi dalam kredit UMKM sebesar Rp2,288 triliun, kredit konsumer Rp1,889 triliun, dan kredit komersial Rp929 miliar.
"Tahun ini kita targetkan perkembangan bisnis tumbuh 30% dibandingkan pencapaian sebelumnya," tuturnya saat Harian Bisnis Indonesia berkunjung ke Kantor Pusat Bank Banten di Serang, Banten, Kamis (22/3).
Fahmi menerangkan realisasi penyaluran kredit pada 2017 tersebut meningkat signifikan hingga 56,32% dibandingkan periode sama tahun sebelumnya yang hanya Rp3,267 triliun.
"Realisasi kredit hingga akhir 2017 tumbuh 56,3%. Capaian ini didorong oleh ekspansi pengembangan bisnis baru, yakni kredit konsumer yang tumbuh 1154,8% dan kredit komersial tumbuh 307,4%. Dan tahun ini kami akan terus dorong itu," tuturnya.
Pihaknya optimistis akan mampu mewujudkan target pertumbuhan perseroan tersebut seiring masih besarnya potensi pangsa pasar yang bisa digarap, terutama dari aparatur sipil negara (ASN).
Baca Juga
"Pertumbuhan kredit konsumer itu mayoritas adalah pemberian kredit kepada pegawai negeri sipil," ujarnya.
Oleh karena itu, bank dengan kode emiten BEKS itu akan lebih agresif dalam menyalurkan kredit kepada pegawai pemerintah secara vertikal seiring telah menjadi bank yang termasuk dalam sistem pembayaran aparatur negara (SPAN).
Selain itu, pihaknya juga akan ekspansi pada kredit pensiunan kepada para ASN tersebut, seiring telah ditunjuknya bank kebanggaan warga Banten itu sebagai office channeling Taspen.
Dia mengharapkan nasabah tak hanya memanfaatkan produk dan layanan Bank Banten berupa pembayaran manfaat pensiun saja, akan tetapi juga kredit pensiunan dan lainnya.
Menurutnya dengan kondisi tersebut, peluang perusahaan mengejar target pertumbuhan kredit sebesar 30% akan bisa tercapai. "Karena peluangnya dari ASN ini memang masih sangat besar," ujarnya.
Sementara itu, dari sisi Dana Pihak Ketiga (DPK), realisasinya hingga akhir 2017 mencapai Rp5,554 triliun, tumbuh 42,5% dari akhir 2016 sebesar Rp3,897 triliun.
Wakil Direktur Utama Bank Banten Oliver Richard W. Mambu mengatakan bahwa perseroan yang dulunya bernama PT Bank Pundi Tbk itu akan memfokuskan upaya raihan DPK pada dana murah.
Menurutnya pertumbuhan DPK di akhir 2017 tersebut lantaran adanya kenaikan komposisi dana murah dari 9,6% pada Desember 2016 menjadi 26,6% di 2017.
"Kenaikan signifikan terjadi pada giro kasda dan giro umum. Giro tersebut tumbuh setelah kami ditunjuk sebagai pengelola kas daerah oleh Pemprov Banten," terangnya.
Pihaknya pun selain terus mengejar kerjasama dengan Pemkab/Pemkot se-Banten, juga akan meningkatkan fitur-fitur produk terbaru yang dapat memberikan kemudahan kepada nasabah.
“Kami masih punya potensi dari ASN Pemprov Banten dan kami juga mengejar kerjasama dengan Pemkab/Pemkot se wilayah Provinsi Banten agar kas daerah dan payroll-nya di Bank Banten,” jelas dia.
Direktur Bank Banten Bambang Mulyo Atmojo menambahkan bahwa dengan sejumlah strategi yang disiapkan tersebut, Bank Banten meyakini aset dan laba pada tahun ini akan tumbuh signifikan.
"Kami optimistis dapat meraih laba tahun ini, proyeksinya bisa dikisaran Rp10 miliar, atau bahkan lebih. Yang jelas tahun ini kami optimis bisa laba. Apalagi jika momentum ini didukung oleh suntikan modal, maka progresnya akan semakin pesat," ujarnya.
Aset Bank Banten akhir 2017 mencapai Rp7,658 triliun meningkat 45,85% dibandingkan akhir 2016 sebesar Rp5,251 triliun. Pertumbuhan aset yang signifikan didorong peningkatan realisasi penyaluran kredit yang juga tumbuh pesat.