Bisnis.com, JAKARTA – Citi Indonesia masih menunggu prinsipal untuk menyediakan pemrosesan transaksi di dalam negeri. Sementara itu bank asing ini mengklaim sudah terkoneksi dengan program Gerbang Pembayaran Nasional (GPN) per November 2017.
CEO Citi Indonesia Batara Sianturi mengatakan hal itu juga diikuti dengan menjadi anggota dua lembaga switching yang telah diberikan lisensi oleh Bank Indonesia, yaknti PT Artajasa Pembayaran Elektronis, PT Rintis Sejahtera per Juni 2018. Selebihnya perusahaan masih menunggu persetujuan prinsipal.
“Kami sudah menyelesaikan koneksi dengan switching kedua sesuai dengan aturan BI,” katanya kepada Bisnis, Selasa (31/7/2018).
Kendati demikian Deputi Direktur Departemen Elektronifikasi dan GPN Bank Indonesia Aloysius Donanto mengatakan hal itu belum cukup bagi pengawas.
Pemrosesan domestik dan terhubung ke lembaga switching yang telah disetujui BI adalah dua hal yang berbeda. Dengan demikian bank sentral masih memberikan sanksi berupa tidak boleh melakukan pengembangan lebih lanjut.
"Sanksi berlaku sampai yang bersangkutan memenuhi kewajiban,” katanya.
Baca Juga
Berdasarkan data Departemen Surveilans Sistem Keuangan (DSSK) saat ini 95 bank telah terhubung dengan dua lembaga switchin per Mei 2018. Ada 2 bank yang tidak terkoneksi karena terkait aksi korporasi.
BI sudah menerima 100 bank yang mengajukan penerbitan kartu berlogo GPN. Data terakhir, 98 bank telah disetujui, 1 bank meminta penundaaan, sedangkan 1 bank lain tigak akan menerbitkan kartu berlogo nasional karena menjual bisnis ritelnya.
Sementara itu jumlah mesin EDC yang telah roll-out ke GPN sebanyak 998.277. Sebanyak 13 bank dari 14 bank yang menerbitkan EDC sudah 100% roll-out.
Kartu debit yang telah dicetak menggunakan logo GPN sebanyak 937.066 keping, sedangkan yang telah didistribusikan ke nasabah 497.668 keping. Total kartu debit yang beredar di Indonesia sebanyak 173 juta keping.