Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bank of China Dorong Transaksi Remitansi Renminbi

Bisnis.com, JAKARTA – Bank Of China (BOC) memproyeksikan transaksi remitansi dalam mata uang renminbi akan semakin meningkat, karena didorong oleh nilai tukar rupiah yang lebih kompetitif terhadap mata uang tersebut dibandingkan dengan dolar Amerika Serikat.

Bisnis.com, JAKARTA –  Bank Of China (BOC) memproyeksikan transaksi remitansi dalam mata uang renminbi akan semakin meningkat, karena didorong oleh nilai tukar rupiah yang lebih kompetitif  terhadap mata uang tersebut dibandingkan dengan dolar Amerika Serikat.

Sejak awal tahun atau year to date (y-t-d), rupiah tercatat melemah 9,84% terhadap dolar AS. Pada periode yang sama, pelemahan rupiah terhadap renminbi tercatat hanya sebesar 3,71%.

Asisstant Country Manager BOC Jakarta Branch Du Qi Qi mengatakan bahwa per 2017, total mata uang renminbi yang beredar di Indonesia sudah mencapai sekitar 215 miliar renminbi. Nilai tersebut diproyeksi akan terus meningkat seiring dengan pesatnya perkembangan kemitraan perdagangan antara Indonesia dan China.

"Ada permintaan yang besar dari pasar datang dari korporasi di Indonesia, khususnya para importir. Menurut saya, mereka akan memilih menggunakan renminbi dalam transaksinya di masa mendatang sebab mata uang ini lebih stabil untuk mereka sehingga dapat menghindari risiko nilai tukar yang tinggi," ujarnya, Rabu (26/9/2018).

Du menambahkan bahwa banyak investor dari negeri tirai bambu itu yang berinvestasi dan membuat pabrik di Indonesia. Terlebih, produk yang dihasilkan dari pabrik tersebut diprediksi akan diekspor ke China daratan.

BOC telah bekerja sama dengan 50 bank Indonesia yang yang terdiri atas bank lokal, asing, dan joint venture. Kerja sama tersebut akan diperluas untuk meningkatkan pembiayaan kepada proyek-proyek pembangunan di Indonesia seperti konstruksi, pertambangan, dan transportasi.

"Kami meningkatkan kontribusi pembiayaan pembiayaan kepada proyek-proyek besar di Indonesia dan perusahaan milik negara seperti PLN, Waskita, PP, Wika, dan Garuda," tutur Du.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Andi M. Arief
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper