Bisnis.com, JAKARTA — PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. memastikan bahwa kehadiran Obligasi Ritel Indonesia seri 015 atau ORI015 yang menawarkan kupon sebesar 8,25% tidak akan mengganggu kinerja deposito.
Deputi General Manager Wealth Management Division BNI Alwas Kurniadi Yarman mengatakan ORI dan deposito adalah produk yang berbeda, sehingga penjualan ORI tidak akan mengganggu deposito karena memiliki profil jangka waktu yang berbeda.
"Nasabah yang cenderung ke penempatan jangka pendek akan tetap memilih deposito sebagai pilhan produknya, sedangkan ORI memang merupakan pilihan investasi nasabah yang ingin menempatkan dananya untuk jangka waktu relatif menengah dan panjang," katanya kepada Bisnis, Selasa (9/10/2018).
Menurut Alwas, selain deposito, dana nasabah tabungan yang berpindah ke ORI juga sangat kecil karena memang nasabah menempatkan dananya di tabungan adalah dengan tujuan agar dapat digunakan sewaktu-waktu. Alhasil, dapat dikatakan nasabah tabungan tidak akan mungkin berani menggunakan dana tabungan untuk membeli ORI.
Alwas menilai tingginya bunga ORI015 kali ini sebenarnya selain disebabkan oleh naiknya tingkat yield Obligasi Pemerintah tenor tiga tahun di pasar, tetapi juga dikarenakan Bank Indonesia menaikan tingkat bunga 7 Days Repo Rate (7DRR). Rapat Dewan Gubernur BI yang dilakukan pada 27 September lalu telah memutuskan untuk menaikkan suku bunga 7DRR sebesar 25 bps menjadi 5,75%.
Adapun saat ini, Alwas mengaku sudah melakukan sejumlah penyesuaian khusus pada suku bunga spesial. Menurutnya hal ini juga pasti dilakukan sesuai strateginya berdasarkan komposisi DPK masing-masing bank.