Bisnis.com, JAKARTA — Kehadiran Obligasi Riten Negara Indonesia (ORI) dengan seri ORI105 menambah sengit persaingan perbankan dalam menghimpun dana. Namun, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. menyatakan hal itu tidak memengaruhi proyeksi pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) sampai akhir tahun ini.
Direktur Bisnis Kecil dan Jaringan Bank Mandiri Hery Gunardi mengatakan, belum ada perpindahan dana nasabah ke instrumen ORI015. Hal itu disebabkan masa penawaran masih berlaku hingga saat ini dan belum masuk ke dalam masa settlement.
Adapun sejak penawaran resmi dibuka pada 4 Oktober, pemesanan ORI015 sudah mencapai Rp477 miliar. Hery menuturkan, perseroan menargetkan pemesanan instrumen surat utang ritel tersebut dapat mencapai Rp1,5 pada masa akhir penawaran.
Di sisi lain, dia mengatakan bahwa kehadiran instrumen tersebut, beserta daya tawar kuponnya yang begitu menggiurkan bagi para calon obligor, tak serta merta membuat perseroan harus melakukan penyesuaian suku bunga deposito.
“Kenaikan suku bunga deposito semata-mata tidak hanya dipengaruhi oleh penawaran kupon ORI015, melainkan juga dipengaruhi oleh faktor-faktor lain seperi kebijakan BI, kebutuhan likuiditas dan lain sebagainya. Sehingga, bank tidak akan langsung menaikkan suku bunga semata-mata hanya karena penawaran ORI 015,” katanya kepada Bisnis, Rabu (10/10/2018).
Obligasi tersebut menawarkan kupon sebesar 8,25%, lebih tinggi daripada tingkat suku bunga deposito perbankan yang sampai dengan Juli tercatat di kisaran 5,96% hingga 6,45% untuk berbagai tenor simpanan berjangka dalam rupiah.