Bisnis.com, JAKARTA — PT Bank Pan Indonesia Tbk. (Bank Panin) mencatatkan laba bersih senilai Rp2,15 triliun pada kuartal III/2018, tumbuh 7,27% secara tahunan. Total laba masih ditopang oleh pendapatan bunga yang didorong oleh membaiknya margin bunga bersih perseroan.
Pendapatan bunga bersih atau net interest income (NII) Bank Panin mencapai Rp6,75 triliun per kuartal III/2018, lebih rendah dibandingkan dengan posisi pada akhir tahun lalu senilai Rp8,65 triliun. Dengan demikian, NII turun 21,95% secara tahun berjalan.
Adapun net interest margin (NIM) perseroan mencapai 4,83%, lebih baik dibandingkan dengan posisi pada Desember 2017 yang mencapai 4,68%.
Laba Bank Panin juga ditopang oleh pendapatan operasional lainnya atau fee based income yang mencapai Rp1,51 triliun. Kendati demikian, pendapatan tersebut mengalami penurunan sebesar 16,95% secara tahun berjalan.
Dari sisi kinerja intermediasinya, emiten perbankan berkode saham PNBN tersebut mencatatkan total kredit senilai Rp147,55 triliun, meningkat 5% secara tahun berjalan. Proporsi kredit didominasi oleh kredit ritel dan komersial yang mencapai 58,5% dari total kredit.
Pertumbuhan aset kredit tersebut membuat total aset Bank Panin mencapai Rp204,24 triliun. Jumlah menurun 4,35% secara tahunan, atau lebih rendah Rp9,3 triliun dibandingkan dengan total aset pada akhir tahun lalu yang mencapai Rp213,54 triliun.
Baca Juga
Adapun, total dana pihak ketiga (DPK) turun 7,17% secara tahunan menjadi Rp135,22 triliun. Kendati terjadi penurunan pada DPK, perseroan mengklaim komposisi dana murah atau current account and saving account (CASA) meningkat menjadi 36,3%.
Perseroan menyatakan, kebutuhan dana jangka panjang relatif sudah dipenuhi dengan obligasi dan obligasi subordinasi pada awal tahun yang mencapai Rp6,8 triliun. Perseroan menerbitkan instrumen surat utang tersebut pada awal tahun ketika imbal hasil obligasi masih rendah.
Dengan penerbitan surat utang tersebut tersebut, outstanding obligasi dan obligasi subordinasi yang telah diterbitkan Bank Panin mencapai Rp15,43 triliun. Dana tersebut diharapkan dapat mendukung kebutuhan pertumbuhan penyaluran kredit.
Dari sisi permodalan, penerbitan surat utang tersebut juga turut mengerek capital adequacy ratio (CAR) ke posisi yang lebih baik. Tercatat, CAR Bank Panin kini mencapai 23,16%, lebih tinggi daripada posisi pada akhir tahun lalu sebesar 21,99%.
Kendati demikian, perseroan menghadapi tantangan dari sisi likuiditas dan kualitas aset. Hal itu tercermin dari loan to deposit ratio (LDR) dan non performing loan (NPL) gross yang masing-masing mengalami peningkatan dari 96,39% ke 109,09% dan dari 3,14% ke 2,84%.
Perseroan menyatakan akan terus memperluas basis nasabah dengan memanfaatkan perkembangan teknologi perbankan digital. Di antaranya dengan mengembangkan jaringan elektronik seperti layanan perbankan berbasis internet, mobile, dan layanan pembayaran berbasis kartu seperti uang elektronik.