Bisnis.com, JAKARTA – Peningkatan pembiayaan baru mendorong pertumbuhan laba bersih PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk., naik 24% year-on-year (yoy) menjadi Rp1,35 triliun pada kuartal III/2018.
Pada periode Januari – September 2018 Adira Finance mencatat pertumbuhan pembiayaan baru Rp28,2 triliun, naik 19% dibandingkan dengan tahun lalu sebesar Rp23,6 triliun.
Pertumbuhan pembiayaan mobil dan motor memberi kontribusi terhadap pertumbuhan tersebut. Adira mencatat pertumbuhan pembiayaan mobil baru pada kuartal III/2018 naik 34% yoy menjadi Rp7,4 triliun.
Pertumbuhan pembiayaan mobil baru berasal dari pertumbuhan mobil komersil yang naik sebesar 37%, dan mobil penumpang yang juga naik 22%. Adapun pembiayaan mobil bekas juga tumbuh 20%.
Adapun pertumbuhan pembiayaan sepeda motor pada periode Januari – September 2018 juga mencatatkan pertumbuhan yang positif sebesar Rp1,03 triliun atau naik 20% yoy. Pertumbuhan ini cukup baik dibandingkan dengan tahun lalu yang cenderung flat.
Direktur Keuangan Adira Finance I Dewa Made Susila mengatakan, 60% bisnis Adira Finance terkait dengan pembiayaan baru, sehingga penjualan wholesale atau penjualan pabrik ke dealer akan berdampak ke bisnis Adira Finance.
Sejauh ini menurutnya, penjualan kendaraan motor dan mobil menunjukan pertumbuhan yang positif.
“Ada perbaikan penjualan kendaraan motor dan mobil, dimana keduanya tumbuh motor 9% [yoy] dan mobil 7% [yoy] itu cukup bagus,“ kata Dewa di Jakarta Selatan, Senin (29/10/2018).
Dewa menjelaskan adapun sisanya atau sebesar 40% Bisnis Adira Finance berasal dari pembiayaan bekas dan multiguna, Hingga kuartal III, pembiayaan non-otomotif tercatat sebesar Rp1,8 triliun.
Dewa menambahkan selain karena pertumbuhan pembiayaan baru, peningkatan laba bersih juga disebabkan oleh pengelolaan operasional perusahaan dan pengeloaan kredit bermasalah atau NPL.
Pada kuartal III/2018, tercatat biaya operasional Adira Finance sebesar Rp2,5 triliun atau naik 13% yoy. Kenaikan biaya operasional disebabkan kenaikan upah dan biaya manfaat seiring dengan penyesuaian upah minimum regional, penyesuaian upah tahunan dan pelatihan SDM.
Adapun untuk NPL hingga kuartal III berada pada level 1.95% angka ini turun 0,9 based poin dibandingkan dengan tahun 2017 pada periode yang sama.
“Kita terus mengelola dengan baik operasional, juga kita menekan NPL di bawah 2%, dua disiplin itu yang membuat kinerja kita cukup bagus dan tumbuh 24% “ kata Dewa.
Dewa mengungkapkan melihat pertumbuhan pembiayaan di kuartal III, Dirinya optimis mampu mencapai target pembiayaan Rp37 triliun hingga Desember 2018.
"Kelihatannya akhir tahun, pembiayaan baru bisa sampai Rp36 triliun - Rp37 triliun, kelihatannya over all kita akan mencapai rencana awal kita tanpa revisi, kecuali ada perubahan signifikan dua bulan berikutnya," kata Dewa