Bisnis.com, JAKARTA -- Pelaku industri penjaminan syariah optimistis volume penjaminan masih akan tumbuh dua digit pada 2019.
Salah satunya adalah PT Jaminan Pembiayaan Askrindo Syariah yang memasang target kafalah (penjaminan) yang dijaminkan tumbuh lebih dari 20% pada tahun depan.
Direktur Keuangan & SDM Askrindo Syariah Subagio Istiarno menjelaskan optimisme ini sejalan dengan upaya perseroan mengoptimalkan produk suretyship atau kontra bank garansi dan pembiayaan konsumtif pada tahun depan. Sejalan dengan itu, perseroan menargetkan imbal jasa kafalah juga dapat tumbuh lebih dari 25%.
"Kami akan dorong dari produk baru yang selama ini belum optimal seperti kontra bank garansi," ujarnya, belum lama ini.
Hingga kuartal III/2018, Askrindo Syariah membukukan volume kafalah sebesar Rp10,2 triliun atau tercapai 78,46% dari proyeksi hingga akhir tahun sekitar Rp12 triliun-Rp13 triliun. Adapun imbal jasa kafalah tercatat sebesar Rp162,79 miliar atau 73% dari target hingga akhir tahun ini yang sebesar Rp223 miliar.
Sementara itu, ujroh atau laba tercapai sebesar Rp172 miliar atau naik 23,6% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Di sisi lain, jumlah aset senilai Rp420 miliar.
Sementara itu, Plt Direktur Utama dan Direktur Jamkrindo Syariah Gatot Suprabowo menyatakan perseroan menargetkan volume penjaminan dapat mencapai Rp26 triliun pada 2019 atau tumbuh 25% dari proyeksi volume penjaminan hingga akhir 2018 sebesar Rp20 triliun.
"Pada 2019, Jamkrindo Syariah masih sangat optimistis untuk bisa tumbuh di atas 25%," ungkapnya, Senin (5/11).
Hingga kuartal III/2018, anak perusahaan Perum Jamkrindo itu merealisasikan volume penjaminan sebesar Rp16,34 triliun atau 81,7% dari target sepanjang 2018.
Berdasarkan data statistik Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tentang lembaga penjamin Indonesia per Agustus 2018, aset perusahaan penjaminan swasta syariah sebesar Rp1,06 triliun yang berasal dari 2 pelaku industri. Angka itu berkontribusi 5,76% terhadap total aset lembaga penjamin yang sebesar Rp18,4 triliun.