Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

LPS Wanti-Wanti Bank Kecil & Menengah, Ini Alasannya

Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) menyatakan adanya potensi pengetatan likuiditas pada kelompok bank umum kelpok usaha (BUKU) I dan II. Rasio penyaluran kredit terhadap penghimpunan dana (loan to deposit ratio/LDR) pada kedua kelompok bank tersebut juga tercatat naik lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok bank lainnya.
Anggota Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Destry Damayanti (dari kiri), Ketua Dewan Komisioner Halim Alamsyah, Kepala Eksekutif Fauzi Ichsan dan Direktur Eksekutif Klaim dan Resolusi Bank Ferdinan Dwikoraja Purba memberikan penjelasan pada jumpa pers, di Jakarta, Kamis (10/1/2019)./Bisnis-Nurul Hidayat
Anggota Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Destry Damayanti (dari kiri), Ketua Dewan Komisioner Halim Alamsyah, Kepala Eksekutif Fauzi Ichsan dan Direktur Eksekutif Klaim dan Resolusi Bank Ferdinan Dwikoraja Purba memberikan penjelasan pada jumpa pers, di Jakarta, Kamis (10/1/2019)./Bisnis-Nurul Hidayat
Bisnis.com, JAKARTA -- Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) menyatakan adanya potensi pengetatan likuiditas pada kelompok bank umum kelompok usaha (BUKU) I dan II. Rasio penyaluran kredit terhadap penghimpunan dana (loan to deposit ratio/LDR) pada kedua kelompok bank tersebut juga tercatat naik lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok bank lainnya.
 
Otoritas mencatat per November 2018, LDR bank-bank pada BUKU I meningkat 722 basis poin (bps) menjadi 83,47% dari 76,25% pada periode yang sama tahun sebelumnya. Selain itu, LDR BUKU II meningkat 598 bps menjadi 89,97% dari 83,99%. LDR kedua BUKU tersebut meningkat lebih tinggi dari LDR BUKUsebesar 553 bps menjadi 101,53%.
 
Ketua Dewan Komisioner LPS Halim Alamsyah menuturkan beberapa waktu terakhir likuiditas perbankan membaik. Tercatat, LDR perbankan menurun pada November sebesar 52 bps dari 93,71% pada bulan sebelumnya (MoM) menjadi 93,19%. Namun demikian, Halim berujar masih ada potensi terjadinya segmentasi pada kelompok bank BUKU I dan BUKU II.
 
"Namun, [hal tersebut] tidak [terjadi pada] semua [bank]. Hanya beberapa saja. Ini pun kondisinya membaik," jelasnya, Selasa (29/1/2019).
 
Halim menambahkan pengetatan pada bank-bank di BUKU I dan BUKUII terjadi akibat pertumbuhan penyaluran kredit yang lebih kencang dari pengimpunan dana. Tercata sejak awal kuartal II/2018, LDR BUKU I dan BUKU II mulai menanjak. 
 
Adapun, LDR BUKU I pernah tumbuh 1.094 bps secara tahunan menjadi 79,6% pada Mei 2018. Sejak akhir kuartal I/2018, pertumbuhan LDR BUKU I pun secara konsisten lebih besar daripada pertumbuhan bank BUKU III yang lebih gencar menyalurkan kredit.
 
Halim mengutarakan Bank Indonesia sudah memberi sinyal  akan melonggarkan kondisi likuiditas perbankan apabila diperlukan. Akan tetapi, menurutnya, dalam rapat Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KKSK) pada Senin (28/1/2019), dewan komite membicarakan konsolidasi bank-bank kecil sebagai solusi untuk menekan LDR bank-bank pada BUKU I dan BUKU II.
 
"Pak Wimboh juga sudah membicarakan kisi-kisinya. Kami [LPS] mendukung," hematnya.
 
Pada kesempatan yang berbeda, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Wimboh Santoso mengatkan perbankan sebaiknya melakukan konsolidasi jika sudah tidak bisa bersaing dengan bank-bank lain di dalam negeri. Namun demikian, ujarnya, otoritas menginginkan konsolidasi tersebut terjadi akobat dorongan dari pasar alih-alih dari regulasi.
 
Wimboh menuturkan agar bank kecil untuk mencari mitra jika merasa sudah tidak bisa bersaing. Dengan demikian, lanjutnya, bank kecil dapat melakukan efisiensi pada sistem teknologi dan jumlah pegawai sementara skala operasi menjadi leih besar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Andi M. Arief
Editor : Fahmi Achmad
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper