Bisnis.com, JAKARTA - Pengamat asuransi Irvan Rahardjo menilai keberadaan direksi baru tidak berdampak signifikan terhadap perkembangan Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumiputera 1912.
Dia menuturkan pasca 100 hari direksi baru dilantik, sejumlah permasalahan seperti hak-hak normatif direksi lama belum terselesaikan.
Tidak hanya itu, berdasarkan informasi yang Irvan terima per Januari 2019, tunggakan klaim jatuh tempo polis yang belum dibayar AJB Bumiputera 1912 kepada nasabah mencapai Rp2,7 triliun.
"Kasus ex-Dirut Bumiputera yang dinyatakan sah oleh pengadilan berhak menerima komisi Rp19 Miliar menyiratkan sinyal buruk tata kelola perusahaan," kata Irvan kepada Bisnis, Senin (11/2/2019).
Irvan menuturkan di ulang tahun AJB Bumiputera yang ke-107, masih banyak catatan yang belum diselesaikan oleh direksi baru.
Dia mengatakan laporan pengelola statuter yang belum diungkap ke publik hingga paradoks kultur baru yang hendak dibangun dengan menghidupkan nilai- nilai lama, dengan membawa gerbong karyawan dari luar Bumiputera, menurut Irvan tidak berjalan efektif.
Irvan pun pesimistis dengan direksi baru AJB Bumiputera 1912. Menurutnya direksi baru hanyalah nahkoda baru yang tidak membawa perubahan apa-apa bagi AJB Bumiputera 1912.
"Seperti pepatah Inggris 'old wyne with new bottle'. Anggur lama dengan botol baru yang tidak membawa perubahan apa apa," ujar mantan komisaris Independen AJB Bumiputera 1912 tersebut.
Sebelumnya, pada 7 November 2018, AJB Bumiputera 1912 memiliki Nahkoda baru yakni, Sutikno Sjarif sebagai Direktur Utama, Yusuf Budi Baik Ginting sebagai Direktur Korporasi, Sri Rahayu sebagai Direktur Teknik, dan Dena Chaerudin sebagai Direktur Sumber Daya Manusia (SDM).
Direksi baru AJB Bumiputera 1912 berkomitmen melunasi pembayaran klaim masuk dengan menggalakan pemasaran, pengembangan digital dan penjualan sejumlah aset.
Direktur Utama AJB Bumiputera 1912 Sutikno Widodo Sjarif mengatakan, AJB Bumiputera 1912 mengincar nasabah kelas menengah untuk mendongkrak pendapatan premi mereka.
Penetrasi ke kalangan menengah dilakukan dengan memanfaatkan agen-agen yang terdapat di daerah dan dibantu dengan sistem digital.
Sutikno menuturkan golongan menengah yang menjadi target AJB Bumiputera saat ini berjumlah 50 juta jiwa, ini diprediksi terus tumbuh.
“Tidak ada yang bisa menjangkau seperti Bumiputera tetapi kita juga akan menggunakan modern management dengan digital untuk memudahkan pelayanan,” kata Sutikno.