Bisnis.com, LAMPUNG — PT Bank Syariah Mandiri (Mandiri Syariah) bersama Bupati Lampung Tengah Loekman Djoyosoemarto meresmikan pabrik pengolahan Padi Sehat milik Gabungan Kelompok Tani Sehat dan Ramah Lingkungan (Gapsera) desa Rejoasri, Lampung Tengah.
Mandiri Syariah menyalurkan dana sosial senilai Rp2,5 miliar bagi Gapsera dalam program Desa Berdaya Mandiri.
Direktur Mandiri Syariah Putu Rahwidhiyasa mengatakan bahwa program tersebut telah dimulai pada enam bulan silam yang melibatkan 100 petani yang juga sebagai penerima zakat (mustahik). Selain itu, perseroan juga memberikan pendampingan kepada para petani tersebut.
"Lampung ini sebagai lokasi pertama. Awalnya, program sosial kami banyak yang hit and run. Akhirnya kami berpikir punya program [penyaluran dana sosial] yang berkesinambungan, dapat diukur, dan hasilnya juga nyata," jelas Putu, Senin (19/2/2019).
Putu menambahkan, program Desa Berjaya Mandiri adalah program implementasi dari sustainable finance dalam upaya penguatan ekonomi, sosial, dan lingkungan melalui pengembangan sumber daya lokal. Selain itu, lanjutnya, program tersebut juga sebagai implementasi POJK no. 51/2017 tentang sustainable finance.
Putu berujar POJK tersebut sudah masuk ke dalam pelaksanaan prinsip maqashid syariah (tujuan syariah) bagi perbankan syariah yakni kemaslahatan umat dan lingkungan. Adapun, ujarnya, perseroan memiliki dua program sustainable finance yaitu sosio bisnis dan aksi sosial terintegrasi.
Putu mengemukakan perseroan telah melaksanakan aksi sosial terintegrasi di tiga desa dengan membentuk tiga klaster yaitu klaster Pertanian Sehat di Lampung Tengah, klaster Pertanian Sapi Potong di Trenggalek, dan klaster Peternakan Kambing di Purbalingga. Putu mengklaim perseroan menyalurkan dana sosial ke masing-masing klaster senilai Rp3,5 miliar.
Menurut Putu, perseroan akan melakukan pendampingan kepada petani atau peternak program tersebut sealam tiga tahun. Setelah usaha para petani maupun peternak itu menjadi besar dan membutuhkan pembiayaan skala besar, Putu menuturkan dapat menjadikan desa binaan tersebut menjadi mitra perseroan dalam menyalurkan pembiayaan.
Ketua Gapsera Sukarlin mengutarakan para petani yang tergabung dapat menjual gabah mereka dengan harga yanglebih tinggi mengingat kualitas gabah yang lebih baik. Sukarlin menyatakan dapat menjual gabah hasil program Padi Sehat 12%—15% lebih mahal dari gabah konvensional seharga Rp4.600—Rp4.700 per kilogram.
Padi Sehat adalah jenis padi yang tidak menggunakan pupuk maupun pestisida daribahan-bahan sintetis. Dengan kata lain, kualitas dari padi tersebut akan lebih baik dan ramah lingkungan.
Selan itu,dengan adanya pabrik pengolahan gabah menjadi beras, Sukarlin berpendapat pendapatan para petani tersebutjuga dapat meningkat dengan menjual beras. Adapun, beras yang dijual oleh Gapsera sudah memasuki harga premium yang dibanderol Rp13.000 per kilogram.
Sukarlin melanjutkan bahwa beras Padi Sehat tersebut akan dipasarkan melalui swalayan maupun mini market yang tersebar di Lampung Tengah.
Dalam klaster Padi Sehat di Lampung Tengah, perseroan telah menyalurka dana sosial dan pendampingan ke petani yang mengelola 25 hektar lahan budidaya padi sehat. Sementara itu, rata-rata hasil panen mencapai 5,8 ton per hektare atau di atas rata-rata panen nasional di posisi 5,5 ton per hektare.
Di samping itu, Gapsera akan menjual hasil olahan padi sehat dengan nama “BERASERA” yang telah mendapatkan sertifikasi bebas pestisida dari PT Sucofindo.