Bisnis.com, JAKARTA — PT Astra International Tbk. (ASII) diperkirakan akan melepaskan saham di Bank Permata, menyusul keputusan mitranya dalam joint venture di bank tersebut yakni Standard Chartered.
Analis RHB Sekuritas Alvin Baramuli dan Henry Wibowo, dalam riset yang dipublikasikan pada Rabu (27/2/2019) menyebutkan bahwa Astra International diperkirakan akan melepaskan saham Bank Permata.
Salah satu sinyal yang memperkuat proyeksi tersebut, menurut RHB Sekuritas, adalah keputusan Astra untuk membeli kembali (buy back) sebanyak 25% saham Astra Sedaya Finance dari Bank Permata pada 2018 yang lalu.
“Kami menilai Astra bisa lebih memperkuat sinergi dengan anak usahanya di bidang multifinance untuk mendukung bisnis otomotifnya, ketimbang [sinergi] dengan Bank Permata,” ujarnya dalam riset tersebut.
Sementara itu, manajemen Astra International menolak berkomentar soal isu divestasi saham Bank Permata.
“No comment dari pihak kami,” kata Direktur Astra International yang juga menjabat sebagai Komisaris Utama Bank Permata, Suparno Djasmin kepada Bisnis, Selasa (26/2/2019).
Baca Juga
Pihak PT Standard Chartered Bank Indonesia juga belum memberikan komentar. Konfirmasi terakhir yang diterima Bisnis pada akhir Januari 2019 hanya mengatakan bahwa perusahaan menilai kabar divestasi saham adalah spekulasi pasar.
Kendati demikian, rencana melepas kepemilikan saham StanChart di Bank Permata telah diungkapkan secara resmi oleh Bill Winters, Group Chief Executive Standard Chartered yang berbasis di London.
Dalam keterangan yang dipublikasikan di situs resmi Standard Chartered pada Selasa (26/2/2019), Bill Winters mengatakan rencana tersebut merupakan bagian dari upaya untuk merombank bisnis secara fundamental selama tiga tahun terakhir. Strategi tersebut dilakukan untuk meningkatkan kinerja agar tumbuh dua digit pada 2021.
"Mengurangi hambatan bisnis akibat capaian kinerja yang rendah dari beberapa pasar, termasuk India, Korea, UEA, dan Indonesia," katanya dalam keterangan resmi tersebut.
Standard Chartered dan Astra International masing-masing memiliki saham Bank Permata sebesar 44,56%. Sisa saham Permata dimiliki publik 10,88%.
Adapun kabar divestasi saham Bank Permata telah bergulir beberapa waktu terakhir. Sejumlah investor sempat mewarnai pemberitaan soal hal tersebut.
Setelah perusahaan investasi asal Amerika Serikat, bank Jepang juga sempat dikabarkan berminat menjadi pemegang saham mayoritas. Nama-nama bank Jepang sempat diisukan hendak jadi investor adalah Mitsubishi UFJ Financial Group (MUFG), Japan Post Bank (JPB), Mizuho Financial Group (MFG) dan Sumitomo Mitsui Financial Group (SMFG). Sebanyak tiga dari empat nama tersebut memiliki afiliasi dengan bank di Tanah Air.