Bisnis.com, JAKARTA -- Bank Indonesia berharap perbankan tidak perlu khawatir dengan likuiditas di Indonesia, karena kecukupannya akan selalu dijamin.
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan otoritas moneter masih menggenjot likuiditas ke perekonomian. Meskipun, pada Februari lalu pertumbuhannya sedikit lebih lambat karena ada operasi moneter.
"Pertumbuhan likuiditas pada Desember 2018 kita bagus, Januari lalu kita juga masih ada injeksi likuiditas. Namun, di Februari ada operasi moneter, ada menyerap tetapi ada juga menyalurkan ke bank-bank yang membutuhkan. Kami terus pantau," katanya, dalam RSM Forum, Senin (4/3/2019).
Adapun, posisi M2 pada Januari 2019 tercatat sebesar Rp5.645,8 triliun atau bertambah 5,5% dibandingkan Januari tahun lalu. Angka tersebut tergolong sedikit lebih lambat karena pertumbuhan M2 pada bulan sebelumnya mencapai 6,3%.
Meski demikian, Perry mengatakan kondisi ekonomi Indonesia cukup dapat dipercaya. Di tengah, memburuknya kondisi perekonomian dunia Indonesia justru mampu menunjukkan pertumbuhan ekonomi yang stabil.
“Bahkan pertumbuhan ekonomi kita tahun lalu [5,17%] lebih tinggi dibandingkan 2017 [5,07%]. Konsumsi rumah tangga kita sangat baik,” ucapnya.
Baca Juga
Menurutnya, hal tersebut dapat menjadi salah satu indikator perbankan untuk dapat menyalurkan kredit tanpa harus menaikkan suku bunganya.
Lagi pula, perbankan masih belum menyentuh batas bawah kemampuan untuk menyalurkan kreditnya.
"Alt limit-nya masih cukup tinggi 19,5%. Namun demikian, jangan khawatir. Jika ada kekurangan, kami pastikan itu cukup agar kredit terus disalurkan tanpa ada kenaikan suku bunganya."