Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Targetkan Pertumbuhan Kredit Dua Digit, Ini Fokus Standard Chartered Bank Indonesia

Standard Chartered Bank Indonesia membidik pertumbuhan kredit dua digit dengan tetap fokus pada segmen infrastruktur, manufaktur, dan perdagangan.
Chief Executive Officer Standard Chartered Bank Indonesia Rino Donosepoetro menyampaikan sambutan pada peluncuran forum Standard Chartered CEO Connect dengan mengusung topik Connecting  Indonesia and China throught the Belt & Road Initiative di Jakarta, Selasa (19/3/2019)./Bisnis-Dedi Gunawan
Chief Executive Officer Standard Chartered Bank Indonesia Rino Donosepoetro menyampaikan sambutan pada peluncuran forum Standard Chartered CEO Connect dengan mengusung topik Connecting Indonesia and China throught the Belt & Road Initiative di Jakarta, Selasa (19/3/2019)./Bisnis-Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA – Standard Chartered Bank Indonesia membidik pertumbuhan kredit dua digit dengan tetap fokus pada segmen infrastruktur, manufaktur, dan perdagangan.

CEO Standard Chartered Bank Indonesia (SCBI) Rino Donosepoetro mengatakan permintaan kredit pada tahun ini masih berpotensi melanjutkan tren pertumbuhan pada 2018, yang mencapai lebih dari 17%.

“Untuk kredit, kami akan mempertahankan momentum yang ada, harapannya bisa double digit seperti tahun lalu. Fokus utama kami masih di korporasi dan commercial banking terutama di sektor-sektor yang produktif,” tuturnya kepada Bisnis, Selasa (19/3/2019).

Rino menuturkan pada tahun lalu, penyaluran kredit pada bidang usaha produktif mengambil porsi mayoritas. Adapun porsi untuk segmen konsumtif hanya minor dan pertumbuhannya cenderung moderat, seperti untuk Kredit Tanpa Agunan (KTA).

Dilihat dari bidangnya, SCBI masih akan membidik proyek-proyek infrastruktur, baik jalan, pelabuhan, bandara, hingga kereta cepat. Selain itu, kredit untuk manufaktur terutama yang berorientasi ekspor, lanjut Rino, masih memiliki prospek yang cerah pada 2019.

“Menurut kami, peluang di bidang-bidang itu besar karena memang menjadi keunggulan Indonesia. Tahun lalu, pertumbuhan small business entreprises dan kredit orientasi ekspor kami lebih dari target, yakni di atas 20%,” tambahnya.

Secara khusus, Rino mengungkapkan pihaknya memiliki ketertarikan untuk masuk dalam pembiayaan infrastruktur yang berkaitan dengan Belt & Road Investment dari China ke Indonesia.

Dukungan yang diberikan perseroan antara lain menghubungkan pemerintah dengan perusahaan-perusahaan asal China serta membantu promosi di China. Selain itu, perseroan juga membantu peningkatan modal dengan memanfaatkan pasar Panda Bond.

“Selain mempromosikan, kami juga menghubungkan antara perusahaan China yang ingin investasi di Indonesia yang seringkali memang butuh partner lokal. Kami juga beri akses terhadap berbagai macam structuring finance seperti lewat Panda Bond,” imbuhnya.

Kendati tidak memerinci lebih detail, Rino mengatakan jumlah perusahaan asal China yang dibiayai SCBI dalam berinvestasi di Indonesia juga tumbuh dua kali lipat pada tahun lalu.

Per akhir 2018, pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) SCBI relatif stagnan di level Rp29 triliun sehingga membuat rasio likuiditas (Loan to Funding Ratio/LFR) perusahaan naik dari 81,91% menjadi 96,36%. Posisi tersebut dinilai sebagai rasio yang optimal.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Ropesta Sitorus
Editor : Annisa Margrit
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper